Jumat, 05 Mei 2017

Teori Virginia Handerson (Model Keperawatan)



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan. (Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996).
Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan. Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut inI :
1.      Fisiologis
2.      Psikologis
3.      Sosiokultural
4.      Spiritual
5.      Perkembangan
Bersama perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut “Virginia Henderson 1955yakni   bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya, membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson 1966. (Tomey dan Alligood, 2006)
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan. Kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan.  Ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya: terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
Sehubungan dengan beberapa hal diatas, penulis berkeinginan untuk membahas lebih luas tentang ilmu keperawatan yang dirintis oleh Virginia Henderson. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ Teori Virginia Henderson ”. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui lebih lanjut akan Teori Virginia Handerson.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson ?
2.      Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson ?
3.      Apa hubungan antara model dengan paradigma keperawatan ?
4.      Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson ?
5.      Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson ?
6.      Bagaimana mengaplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan ?
7.      Apakah tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson ?
8.      Bagaimana karakteristik bekerja menurut Henderson ?

C.    TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk memahami pengertian teori keperawatan menurut Virginia Handerson ?
2.      Untuk mengetahui model keperawatan menurut Virginia Henderson ?
3.      Untuk mengetahui hubungan antara model dengan paradigma keperawatan ?
4.      Untuk mengetahui konsep utama teori Virginia Henderson ?
5.      Untuk memahami hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson?
6.      Untuk mengetahui cara mengaplikasikan teori Handerson dalam proses keperawatan?
7.      Untuk mengetahui tujuan keperawatan menurut Henderson ?
8.      Untuk mengetahui karakteristik bekerja meniurut Henderson ?





D.    MANFAAT PENULISAN
Sebagaimana mempunyai tujuan seperti yang tersebut diatas, penulis mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.   Manfaat secara teoristis sangat diharapkan karya ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para khalayak.
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi Pembaca
Sebagai bahan wacana yang dapat di gunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari makalah tentang Euthanasia.
b.    Bagi Penulis
     Sebagai sarana untuk menambah pengalaman dalam penulisan karya tulis,serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang  Euthanasia.
c.    Bagi Penulis lain
     Dapat menjadi bahan yang dapat digunakan sebagai tambahan informasi,dan referensi apabila penulis lain melakukan penelitian serupa agar mampu membuat makalah yang lebih sempurna.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.    TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA HANDERSON
1.      Riwayat Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice of Nursing (1939).
2.      Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah:
a.       Membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
b.      Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

Dari pengertian diatas, bahwa teori keperawatan menurut Virginia adalah keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan  Membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri

B.     MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi unik dalam keperawatan.
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
1)      Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
2)      Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
3)       Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
4)      Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini menjadi definisi yang sudah diterima secara umum :
“Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, sehat atau sakit, dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
1)      Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
2)      Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
a)       Rumah sakit umum
b)      Rumah sakit jiwa
c)      Institusi untuk penderita cacat mental
d)     Rumah perawatan
e)      Keperawatan distrik
f)       Perawatan di rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
·         Urutan aktifitas yang harus dilakukan
·         Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
·         Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
·         Fungsi unik dari keperawatan
·          Upaya pasien ke arah kemandirian
·          Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
·         Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya. Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik dari dokter.

Dari pengertian diatas, model keperawatan Virginia modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan.

C.    HUBUNGAN MODEL DENGAN PARADIGMA KEPERAWATAN
1.      Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.


2.      Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
3.      Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
4.      Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.

Dari pengertian di atas, hubungan model dengna paradigm keperawatan adalah sebagaimana yang menjasi paradigm keperawatan diantaranya manusia, sehat sakit, manusia, ligkungan.

D.    KONSEP UTAMA TEORI HENDERSON
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1.      Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Bernapas secara normal
b.      Makan dan minum dengan cukup.
c.       Membuang kotoran tubuh.
d.      Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
e.       Tidur dan istirahat.
f.       Memilih pakaian yang sesuai.
g.      Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
h.      Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
i.         Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
j.        Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
k.      Beribadah sesuai dengan keyakinan.
l.        Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
m.    Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
n.      Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit). Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh :
1)      Usia
2)       Kondisi emosional (mood dan temperamen)
3)      Latar belakang sosial dan budaya
4)      Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.


2.      Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3.      Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4.      Lingkungan
 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a.       Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b.      Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c.       Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d.      Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
e.       Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f.       Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1)      Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2)      Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3)      Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter  memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter. Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.

Dari pengertian diatas, konsep keperawatan adalah bentuk pandangan yang menjadi prinsip terhadap pelayanan kesehatan yang harus dilakukan olrh seprang perawat.

E.     HUBUNGAN PERAWAT-PASIEN-DOKTER
1.      Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
a.       Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
b.      Perawat sebagai helper (penolong)
c.       Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
d.      Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif. Tidak ada satupun dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras bagi saling bergantung meraih kesehatan, bukan bergantung dalam sakit. Perawat harus bisa mencermati tidak hanya kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga kondisi-kondisi tersebut dan kondisi patologis yang merubahnya.
e.       Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu. Henderson percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui reaksi-reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan warna.
f.       Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu tujuan, apakah berupa kesembuhan atau kematian yang damai. Salah satu tujuan perawat harus menjaga hari-hari pasien senormal mungkin. Menjadikan sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat.

2.      Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawat dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
Perawat sebagai anggota tim medis. Pekerjaan-pekerjaan perawat saling bergantungan dengan pekerja-pekerja kesehatan lainnya. Perawat dan anggota tim lainnya saling membantu menjalankan program perawatan penuh, tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan milik orang lain. Henderson mengingatkan kita tidak seorang pun di dalam tim memberi beban kepada anggota lainnya, dimana siapapun mereka tidak sanggup untuk melakukan tugas khususnya tersebut.

Dari pengertian diatas, hubungan antara pasiem. Perawat dan dokter adalah perawat dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.


F. APLIKASI TEORI HENDERSON DALAM PROSES KEPERAWATAN
Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan  menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setalah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Dari pengertian diatas,bahwa aplikasi keperawatan berdasarkan teori handerson adalah menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri


F.     TUJUAN KEPERAWATAN MENURUT HENDERSON
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D).
Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.

Dari pengertian diatas, tujuan keperawatan adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien

H. KARAKTERISTIK BEKERJA MENURUT HENDERSON
Henderson menulis definisi dari keperawatan sebelum pengembangan konsep dan teori tentang keperawatan. Niatnya adalah untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi khusus perawat untuk melakukan dan menjelaskan dasar teoritis dalam praktik keperawatan. Namun demikian, beberapa ciri dari teori dibahas dalam capter 1 dapat diterapkan untuk bekerja Henderson.
1.      Teori ini dapat menjadi konsep sedemikian rupa untuk menciptakan cara berbeda dalam memandang suatu fenomena tertentu.
Henderson menggunakan konsep kebutuhan dasar manusia, biophysiology, budaya, dan komunikasi interaksi. Konsep-konsep yang dipinjam dari disiplin lain daripada yang unik untuk keperawatan. Di satu sisi, orang mungkin melihat koleksi-konsep ini sebagai teori tingkat menengah sejak menggambarkan praktik keperawatan adalah tujuan utama dari Henderson.
Kebutuhan manusia Hierarki Maslow cocok dengan empat belas komponen dasar. Sembilan komponen pertama adalah kebutuhan fisiologis dan keamanan. Sisa lima komponen berurusan dengan cinta dan memiliki, penghargaan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri. Henderson menggunakan konsep biophysiological ketika dia menekankan pentingnya fisiologi dan saldo fisiologis dalam membuat keputusan tentang perawatan. Konsep budaya karena mempengaruhi kebutuhan manusia adalah belajar dari keluarga dan kelompok-kelompok sosial lainnya. Karena itu, Henderson menunjukkan bahwa perawat tidak mampu untuk sepenuhnya menginterpretasikan atau menyediakan semua persyaratan untuk individu kesejahteraan. Paling-paling hanya perawat dapat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Konsep interaksi-komunikasi dapat dilihat dalam tulisan-tulisan Henderson. Dia percaya kepekaan terhadap komunikasi nonverbal adalah penting untuk mendorong ekspresi perasaan. Selain prasyarat untuk memvalidasi kebutuhan pasien adalah hubungan perawat-pasien construktive. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa konsep dapat diidentifikasi dari definisi keperawatan dan empat belas komponen perawatan. Setiap konsep ini dapat saling terkait untuk menggambarkan keperawatan seperti yang dilihat oleh Henderson. Dengan demikian, ia menciptakan cara baru untuk memahami hubungan beberapa konsep dalam definisi nya keperawatan. Bagaimana konsep-konsep saling masih harus diuji.
2.      Teori harus logis di alam
Definisi Henderson dan komponen yang logis. Perawat membantu individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berkontribusi terhadap kesehatan, pemulihan, atau kematian yang damai dan mendorong kemandirian secepat mungkin. Empat belas komponen panduan bagi individu dan perawat dalam mencapai tujuan yang dipilih. Komponen mulai dengan fungsi fisiologis dan pindah ke aspek psikososial yang dapat menyampaikan bahwa operasi tubuh merupakan prioritas ke status emosional atau kognitif.
3.      Teori harus digeneralisasikan secara relatif dan sederhana
Hendersons yang bekerja relatif sederhana namun digeneralisasikan dengan beberapa keterbatasan. Karyanya dapat diterapkan pada kesehatan individu dari segala usia.
Perawat berfungsi di berbagai tingkat dan dalam berbagai budaya telah menggunakan definisi Henderson dan komponen dalam praktek mereka. Sebuah kelemahan penting adalah kurangnya pengujian empiris untuk menentukan generalisasi definisi dan empat belas komponen.
4.       Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis yang dapat diuji
Henderson definisi keperawatan tidak dapat dilihat sebagai sebuah teori, oleh karena itu, adalah mustahil untuk menghasilkan hipotesis. Namun, beberapa pertanyaan untuk menyelidiki definisi keperawatan dan empat belas komponen mungkin berguna. Beberapa contoh pertanyaan-pertanyaan ini:
a.       Apakah urutan empat belas komponen diikuti oleh perawat di Amerika Serikat dan negara-negara lain?
b.       Apa prioritas yang jelas dalam penggunaan fungsi keperawatan dasar?
c.        Apakah perawat awalnya memberikan perawatan untuk menyajikan masalah medis dan kemudian menggunakan fungsi yang unik?
d.       Yang daerah khusus klinis praktik keperawatan menyertakan atau mengecualikan komponensepuluh lewat empat belas?
Henderson adalah seorang penganjur untuk melakukan penelitian di keperawatan. Dia nikmat penelitian diarahkan untuk meningkatkan praktek daripada yang dilakukan sebagai usaha akademis atau teoritis.
5.      Teori berkontribusi dan membantu dalam meningkatkan tubuh secara umum pengetahuan dalam disiplin melalui penelitian dilaksanakan untuk memvalidasi mereka.  
Ide Henderson praktik keperawatan diterima dengan baik di seluruh dunia sebagai dasar untuk perawatan. Namun, dampak dari definisi dan komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang dirancang dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi Hendersons untuk pengetahuan tentang praktek keperawatan di seluruh dunia dan hasil pasien. Hal ini akan membantu memvalidasi keyakinan Henderson tentang fungsi unik dari keperawatan.

6.      Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka.
Idealnya, perawat akan meningkatkan praktik keperawatan dengan menggunakan definisi Henderson dan empat belas komponen untuk meningkatkan kesehatan individu dan dengan demikian mengurangi penyakit. Hasil akhir yang diinginkan akan menjadi ukuran tingkat pemulihan, promosi kesehatan dan pemeliharaan, atau kematian yang damai.
7.      Teori harus konsisten dengan teori valideted lainnya, hukum, dan prinsip-prinsip tetapi akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab terbuka yang perlu diselidiki
Ada potensi untuk perbandingan untuk definisi Henderson dan komponen dengan teori divalidasi, hukum, dan prinsip-prinsip. Konsep kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan interaksi-komunikasi secara luas diteliti oleh peneliti perawat serta mereka dalam disiplin sosial dan psikologis. Pada 1980-an, Henderson menulis keperawatan yang harus menerima tanggung jawab untuk melakukan investigasi pada praktek keperawatan. Selanjutnya, fokus harus pada pengukuran kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan efektivitas biaya.

Dari pengertian diatas, bahwa karakterisitik keperawatan menurut handerson adalah sikap, etika yang mrnjadi kepribadian seorang perawat adalah untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi khusus perawat untuk melakukan dan menjelaskan dasar teoritis dalam praktik keperawatan.




















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
1.      Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
2.      Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien
B.     Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik keperawatan. 





DAFTAR PUSTAKA

Ali Zainal. 2002. Dasar-dasar Keperawatan Professional. Jakarta: Widya Medika

Potter A. Patricia, dkk. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Widyawati sukma  nolo. 2012. Konsep Dsar Keperawatan. Jakarta: Prestasi Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar