BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virginia
Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit
atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan,
pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya
sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan. (Harmer dan Henderson, 1955; Henderson,
1996).
Proses
keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan.
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang
dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut inI :
1.
Fisiologis
2.
Psikologis
3.
Sosiokultural
4.
Spiritual
5.
Perkembangan
Bersama
perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai
tujuannya, tujuan keperawatan menurut “Virginia Henderson 1955” yakni bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan
kesehatan lainnya, membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar
belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien
melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson 1966. (Tomey dan Alligood, 2006)
Model konsep
keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep aktivitas
sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman
konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya
diantaranya : pertama, manusia akan
mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang
kehidupan. Kedua, dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga
menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan
dan kesehatan. Ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya: terhambat dalam melakukan
aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan
aktivitas.
Sehubungan
dengan beberapa hal diatas, penulis berkeinginan untuk membahas lebih luas
tentang ilmu keperawatan yang dirintis oleh
Virginia Henderson. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ Teori
Virginia
Henderson ”. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui lebih lanjut akan Teori
Virginia Handerson.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa definisi teori keperawatan menurut Virginia
Henderson ?
2.
Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson
?
3.
Apa hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
?
4.
Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson ?
5.
Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia
Henderson ?
6.
Bagaimana mengaplikasi teori Henderson dalam proses
keperawatan ?
7.
Apakah tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson ?
8.
Bagaimana karakteristik bekerja menurut Henderson ?
C. TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk
memahami pengertian teori keperawatan menurut Virginia Handerson ?
2.
Untuk
mengetahui model keperawatan menurut Virginia Henderson ?
3.
Untuk
mengetahui hubungan antara model dengan paradigma keperawatan ?
4.
Untuk mengetahui konsep utama teori Virginia Henderson ?
5.
Untuk
memahami hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson?
6.
Untuk
mengetahui cara mengaplikasikan teori Handerson dalam proses keperawatan?
7.
Untuk
mengetahui tujuan keperawatan menurut Henderson ?
8.
Untuk
mengetahui karakteristik bekerja meniurut Henderson ?
D. MANFAAT PENULISAN
Sebagaimana
mempunyai tujuan seperti yang tersebut diatas, penulis mempunyai manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoristis sangat diharapkan karya ini
dapat memberikan informasi yang berguna bagi para khalayak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
Sebagai bahan wacana yang dapat di
gunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari makalah
tentang Euthanasia.
b. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah pengalaman
dalam penulisan karya tulis,serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang Euthanasia.
c. Bagi Penulis lain
Dapat menjadi bahan yang dapat digunakan
sebagai tambahan informasi,dan referensi apabila penulis lain melakukan
penelitian serupa agar mampu membuat makalah yang lebih sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI
KEPERAWATAN VIRGINIA HANDERSON
1.
Riwayat
Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik
dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu
personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar
keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921.
Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun
1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale University School of
Nursing. Ia menerima gelar Honorary
Doctoral dari Catholic University of America, Pace University, University
of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang
di publikasikan antara lain The Nature of
Nursing (1960), Basic Principles of
Nursing Care (1960), dan The
Principles and Practice of Nursing (1939).
2.
Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
Virginia
Henderson memperkenalkan definition of
nursing (definisi keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi
keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini
dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama
Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan
yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah:
a. Membantu
individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan
berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau
proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh
individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk
itu.
b. Henderson
juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model
tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam
meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya
secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
Dari pengertian diatas,
bahwa teori keperawatan menurut Virginia adalah keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh
persahabatan Membantu individu, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat, bahwa tugas perawat adalah membantu individu
dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya
secara mandiri
B.
MODEL
KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang
penting yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang
mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi
keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah
perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal
kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat
lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang
pertama yang mencari fungsi unik dalam keperawatan.
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
1)
Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
2)
Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada
penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
3)
Fakta bahwa
mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak mungkin
dilakukan pada masa itu
4)
Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama
karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan
Selain
keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial tidak
diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan
ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku
memiliki pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat
pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian
lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson
diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Konstribusi
penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini
menjadi definisi yang sudah diterima secara umum :
“Fungsi unik
dari perawat adalah untuk membantu individu, sehat atau sakit, dalam hal
memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat ia lakukan
tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. Dan
melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian
secepat mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian dalam bidang
kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri
tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas
jenis tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan
keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model
keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
1)
Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
2)
Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada
posisi pasien sebanyak mungkin
Sayangnya,
tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada posisi
pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi
ini kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika
Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar
dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena
itu Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap
situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
a)
Rumah sakit
umum
b)
Rumah sakit jiwa
c)
Institusi untuk penderita cacat mental
d)
Rumah perawatan
e)
Keperawatan distrik
f)
Perawatan di rumah
Jadi menurut
Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit umum.
Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya
ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan.
Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
·
Urutan aktifitas yang harus dilakukan
·
Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
·
Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model
Henderson sebagai berikut :
·
Fungsi unik dari keperawatan
·
Upaya pasien
ke arah kemandirian
·
Asuhan
keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
·
Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip
dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan
keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai menelaah
sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya.
Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru
tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba
melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan
untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk
merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai
mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya. Secara umum,
aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik
dari dokter.
Dari
pengertian diatas, model keperawatan Virginia modelnya ia menggambarkan rencana
keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan.
C.
HUBUNGAN
MODEL DENGAN PARADIGMA KEPERAWATAN
1.
Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan:
jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya
dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan
keseimbangan fisiologis dan emosional.
2. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh
faktor eksternal dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan
manusia.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh
Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit,
adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang
pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai
simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu
individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran
pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh
kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson
untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia
tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip
dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.
Dari
pengertian di atas, hubungan model dengna paradigm keperawatan adalah
sebagaimana yang menjasi paradigm keperawatan diantaranya manusia, sehat sakit,
manusia, ligkungan.
D. KONSEP UTAMA TEORI HENDERSON
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia,
keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang
membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang
damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan
dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan
perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Bernapas secara normal
b.
Makan dan minum dengan cukup.
c.
Membuang kotoran tubuh.
d.
Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
e.
Tidur dan istirahat.
f.
Memilih pakaian yang sesuai.
g.
Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan
menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
h.
Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta
melindungi integumen.
i.
Menghindari
bahaya lingkungan yang bisa melukai.
j.
Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan
emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
k.
Beribadah sesuai dengan keyakinan.
l.
Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur
prestasi.
m.
Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
n.
Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang
menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia
di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen
kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan
biologis, poin j dan n termasuk
komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk
kebutuhan spiritual, dan komponen l dan
m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa
pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien
dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit). Menurut Henderson, keempatbelas
kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh :
1)
Usia
2)
Kondisi
emosional (mood dan temperamen)
3)
Latar belakang sosial dan budaya
4)
Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan;
kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu,
baik dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempunyai fungsi independence di
dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di
atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosial.
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar
seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting
daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan
kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a.
Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan
mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b.
Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera
mekanis.
c.
Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan
lingkungan.
d.
Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian
perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
e.
Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka
melalui saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f.
Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan
praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Dalam
pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai
dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1)
Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2)
Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3)
Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi
pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan
fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi
untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada
fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun
manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat
berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai
mitra (partner), perawat dan pasien
bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya
berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya
saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan
faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau
budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya
dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh
selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan
filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien
atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam
melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan
yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter. Hubungan
perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari
pengertian diatas, konsep keperawatan adalah bentuk pandangan yang menjadi
prinsip terhadap pelayanan kesehatan yang harus dilakukan olrh seprang perawat.
E. HUBUNGAN PERAWAT-PASIEN-DOKTER
1. Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali
:
a.
Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
b.
Perawat sebagai helper (penolong)
c.
Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
d.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan
seperti pengganti apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi
lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau
pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien
meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian
adalah yang relatif. Tidak ada satupun dari kata tidak bergantung dengan yang
lain, tetapi kita berusaha keras bagi saling bergantung meraih kesehatan, bukan
bergantung dalam sakit. Perawat harus bisa mencermati tidak hanya
kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga kondisi-kondisi tersebut dan kondisi
patologis yang merubahnya.
e.
Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap
perlu. Henderson percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui
reaksi-reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan warna.
f.
Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu
tujuan, apakah berupa kesembuhan atau kematian yang damai. Salah satu tujuan
perawat harus menjaga hari-hari pasien senormal mungkin. Menjadikan sehat
adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat.
2. Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang
di miliki perawat dari para dokter. Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawat
dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan
rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
Perawat sebagai anggota tim medis.
Pekerjaan-pekerjaan perawat saling bergantungan dengan pekerja-pekerja
kesehatan lainnya. Perawat dan anggota tim lainnya saling membantu menjalankan
program perawatan penuh, tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan
pekerjaan-pekerjaan milik orang lain. Henderson mengingatkan kita tidak seorang
pun di dalam tim memberi beban kepada anggota lainnya, dimana siapapun mereka
tidak sanggup untuk melakukan tugas khususnya tersebut.
Dari pengertian diatas, hubungan
antara pasiem. Perawat dan dokter adalah perawat dan pasien bersama-sama, harus
di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di
tentukan dokter.
F. APLIKASI
TEORI HENDERSON DALAM PROSES KEPERAWATAN
Definisi
ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat
dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi
mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji,
merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan
perawatan dasar.
Pada tahap
penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14
komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode
observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setalah data terkumpul,
perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan
dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis
keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat
dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya-dengan atau
tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang
dimiliki individu.
Tahap
perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana perawatan
sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan
adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam
keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat
membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana
perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit,
atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat
sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang
budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu.
Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan
menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Dari
pengertian diatas,bahwa aplikasi keperawatan berdasarkan teori handerson adalah
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat
dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi
mandiri
F. TUJUAN KEPERAWATAN MENURUT HENDERSON
Dari
penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah
untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan
membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana
pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko,
cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual keperawatan,
Meidiana D).
Menurut
Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan
untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas
kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan
adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu
diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya
adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan
kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
Dari
pengertian diatas, tujuan keperawatan adalah menyempurnakan dan membantu
mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam
memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien
H. KARAKTERISTIK BEKERJA MENURUT HENDERSON
Henderson menulis definisi dari keperawatan sebelum pengembangan konsep dan
teori tentang keperawatan. Niatnya adalah untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi
khusus perawat untuk melakukan dan menjelaskan dasar teoritis dalam praktik
keperawatan. Namun demikian, beberapa ciri dari teori dibahas dalam capter 1
dapat diterapkan untuk bekerja Henderson.
1. Teori ini dapat menjadi konsep sedemikian rupa untuk
menciptakan cara berbeda dalam memandang suatu fenomena tertentu.
Henderson
menggunakan konsep kebutuhan dasar manusia, biophysiology, budaya, dan
komunikasi interaksi. Konsep-konsep yang dipinjam dari disiplin lain daripada
yang unik untuk keperawatan. Di satu sisi, orang mungkin melihat koleksi-konsep
ini sebagai teori tingkat menengah sejak menggambarkan praktik keperawatan
adalah tujuan utama dari Henderson.
Kebutuhan
manusia Hierarki Maslow cocok dengan empat belas komponen dasar. Sembilan
komponen pertama adalah kebutuhan fisiologis dan keamanan. Sisa lima komponen
berurusan dengan cinta dan memiliki, penghargaan sosial, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Henderson menggunakan konsep biophysiological ketika dia
menekankan pentingnya fisiologi dan saldo fisiologis dalam membuat keputusan tentang
perawatan. Konsep budaya karena mempengaruhi kebutuhan manusia adalah belajar
dari keluarga dan kelompok-kelompok sosial lainnya. Karena itu, Henderson
menunjukkan bahwa perawat tidak mampu untuk sepenuhnya menginterpretasikan atau
menyediakan semua persyaratan untuk individu kesejahteraan. Paling-paling hanya
perawat dapat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Konsep
interaksi-komunikasi dapat dilihat dalam tulisan-tulisan Henderson. Dia percaya
kepekaan terhadap komunikasi nonverbal adalah penting untuk mendorong ekspresi
perasaan. Selain prasyarat untuk memvalidasi kebutuhan pasien adalah hubungan
perawat-pasien construktive. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa konsep
dapat diidentifikasi dari definisi keperawatan dan empat belas komponen
perawatan. Setiap konsep ini dapat saling terkait untuk menggambarkan
keperawatan seperti yang dilihat oleh Henderson. Dengan demikian, ia
menciptakan cara baru untuk memahami hubungan beberapa konsep dalam definisi
nya keperawatan. Bagaimana konsep-konsep saling masih harus diuji.
2. Teori harus logis di alam
Definisi
Henderson dan komponen yang logis. Perawat membantu individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang berkontribusi terhadap kesehatan, pemulihan, atau
kematian yang damai dan mendorong kemandirian secepat mungkin. Empat belas
komponen panduan bagi individu dan perawat dalam mencapai tujuan yang dipilih.
Komponen mulai dengan fungsi fisiologis dan pindah ke aspek psikososial yang
dapat menyampaikan bahwa operasi tubuh merupakan prioritas ke status emosional
atau kognitif.
3. Teori harus digeneralisasikan secara relatif dan
sederhana
Hendersons
yang bekerja relatif sederhana namun digeneralisasikan dengan beberapa
keterbatasan. Karyanya dapat diterapkan pada kesehatan individu dari segala
usia.
Perawat
berfungsi di berbagai tingkat dan dalam berbagai budaya telah menggunakan
definisi Henderson dan komponen dalam praktek mereka. Sebuah kelemahan penting
adalah kurangnya pengujian empiris untuk menentukan generalisasi definisi dan
empat belas komponen.
4. Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis yang dapat
diuji
Henderson definisi keperawatan tidak dapat dilihat
sebagai sebuah teori, oleh karena itu, adalah mustahil untuk menghasilkan
hipotesis. Namun, beberapa pertanyaan untuk menyelidiki definisi keperawatan
dan empat belas komponen mungkin berguna. Beberapa contoh pertanyaan-pertanyaan
ini:
a. Apakah
urutan empat belas komponen diikuti oleh perawat di Amerika Serikat dan
negara-negara lain?
b. Apa
prioritas yang jelas dalam penggunaan fungsi keperawatan dasar?
c.
Apakah perawat awalnya memberikan perawatan untuk
menyajikan masalah medis dan kemudian menggunakan fungsi yang unik?
d. Yang daerah
khusus klinis praktik keperawatan menyertakan atau mengecualikan
komponensepuluh lewat empat belas?
Henderson adalah seorang penganjur untuk melakukan
penelitian di keperawatan. Dia nikmat penelitian diarahkan untuk meningkatkan
praktek daripada yang dilakukan sebagai usaha akademis atau teoritis.
5. Teori berkontribusi dan membantu dalam meningkatkan
tubuh secara umum pengetahuan dalam disiplin melalui penelitian dilaksanakan
untuk memvalidasi mereka.
Ide Henderson praktik keperawatan diterima dengan baik
di seluruh dunia sebagai dasar untuk perawatan. Namun, dampak dari definisi dan
komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang dirancang
dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi Hendersons untuk pengetahuan
tentang praktek keperawatan di seluruh dunia dan hasil pasien. Hal ini akan
membantu memvalidasi keyakinan Henderson tentang fungsi unik dari keperawatan.
6. Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk
membimbing dan meningkatkan praktek mereka.
Idealnya, perawat akan meningkatkan praktik
keperawatan dengan menggunakan definisi Henderson dan empat belas komponen
untuk meningkatkan kesehatan individu dan dengan demikian mengurangi penyakit.
Hasil akhir yang diinginkan akan menjadi ukuran tingkat pemulihan, promosi
kesehatan dan pemeliharaan, atau kematian yang damai.
7. Teori harus konsisten dengan teori valideted lainnya,
hukum, dan prinsip-prinsip tetapi akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab
terbuka yang perlu diselidiki
Ada potensi untuk perbandingan untuk definisi
Henderson dan komponen dengan teori divalidasi, hukum, dan prinsip-prinsip.
Konsep kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan interaksi-komunikasi
secara luas diteliti oleh peneliti perawat serta mereka dalam disiplin sosial
dan psikologis. Pada 1980-an, Henderson menulis keperawatan yang harus menerima
tanggung jawab untuk melakukan investigasi pada praktek keperawatan.
Selanjutnya, fokus harus pada pengukuran kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan
efektivitas biaya.
Dari pengertian diatas, bahwa karakterisitik
keperawatan menurut handerson adalah sikap, etika yang mrnjadi
kepribadian seorang perawat adalah untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi khusus
perawat untuk melakukan dan menjelaskan dasar teoritis dalam praktik
keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia
Henderson dalam definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen
asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat
digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat
tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di
negara maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan
praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972
berada di cetakan ketujuh.
1.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep
keperawatan Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan
menarik untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan
hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada tidaknya
daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang
perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
2.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan
kepada definisi keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin
dalam pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya
harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis
tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi
mempelajari tentang teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui
pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah
diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini,
karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Zainal. 2002. Dasar-dasar Keperawatan Professional. Jakarta: Widya Medika
Potter A. Patricia, dkk. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Widyawati
sukma nolo. 2012. Konsep Dsar Keperawatan. Jakarta: Prestasi Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar