Kamis, 25 Mei 2017

ANFIS GENIALIA LAKI LAKI T



BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
Pada pria, organ reproduksi meliputi penis, testis, sejumlah saluran penyimpanan dan pembawa, serta beberapa struktur penyangga. Kedua testis berbentuk oval ( disebut juga testikal), terletak diluar tubuh di dalam kantong kulit yang disebut skrotum tempat suhu optimal untuk produksi sperma bisa dipertahankan kira-kira 3 derajat C lebih rendah dari pada suhu tubuh. Testis adalah kelenjar berbentuk oval yang bertugas membentuk sperma dan hormon sexs testosteron. Dari tiap testis, sperma disalurkan ke satu saluran menggulung sampai pada epididimis untuk memasuki tahap akhir pematangan. Sperma disimpan di epididimis sampai diuraikan dan diserap kembali atau diejakulasikan di dorong oleh gerakan cairan semen dari kelenjar aksesoris dibawah saluran yang disebut vasdeferens.

I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Alat reproduksi laki-laki ?
2.      Struktur reproduksi laki-laki ?
3.      Anatomi reproduksi laki-laki ?
4.      Fisiologi reproduksi laki-laki ? 
5.      Hormon pada reproduksi laki-laki ?
6.      Pengaturan fungsi reproduksi ?
7.      Kegiatan seksual laki-laki ?
8.      Pubertas pada laki-;laki?

I.3 TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      untuk memahami alat erproduksi pada laki-laki ?
2.      untuk memahami struktur reproduksi pada laki-laki ?
3.      untuk mengetahui anatomi reproduksi laki-laki ?
4.      untuk mengetahui fisiologi reproduksi pada laki-laki ?
5.      untuk mengetahui hormon yang berperan dalam reproduksi laki-laki ?
6.      untuk mengetahui pengaturan fungsi reproduksi ?
7.      untuk mengetahui kegiatan seksual laki-laki ?
8.      untuk mengetahui bagaimana pubertas pada laki-laki ?

I.4 MANFAAT PENULISAN
Dengan adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami danatomi fisiologi reproduksi pada laki-laki.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Alat Reproduksi Laki-laki
Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas:
1.      Organ reproduksi primer (testis), terdiri dari 2 buah
2.      Duktus (saluran): vas deferens, epididimis
3.      Kelenjar-kelenjar pelengkap (aksessorius):
-          Bulbus uretra
-          Prostat
-          Vesika seminalis
4.      Organ kopulatoris (penis):
-          Saluran keluar urine
-          Saluran keluar semen
System reproduksi diklasifikasikan menjadi 2:
-          Eksterna:
penis dan scrotum
-          Interna:
testis dan epididimis, saluran keluar testis
Kelenjar aksesoris

B.     Struktur Reproduksi pada Laki-Laki
Organ reproduksi pria tidak terpisah dari saluran uretra dan sejajar dengan kelamin luar, terletak dibagian ginjal, membentuk kelenjar reproduksi berisi sel benih, dan membentuk struktur sekelilingnya. Organ reproduksi (traktus genitalis) berhubungan dengan traktus urinaris tetapi tidak bersambung. Sebagian besar organ reproduksi pria terletak diluar pelvis. 




-          Gambar organ reproduksi pria
1
2
13
11
6
14
15
16
4
20
19
16
21
3
10
7
8
100
12
3
5
9
 

























                                                                                                                                                                             
*Keterangan:
1.      Sacrum
2.      Ureter  
3.      Rectum
4.      Vesicula Seminalis
5.      Prostata
6.      M. Sphincter ani external dan ani internal
7.      Ductus epididimis
8.      Epididimis
9.      Intestinum tonus
10.  Ductus deferens

11.  Vesica urinaria
12.  Os pubis
13.  Corpus cavernosum penis
14.  Corpus spongiosum penis
15.  Plexus pempiniformis,
V. testicularis
16.  Glans penis
17.  Ostium ureteris
18.  Pars prostatica uretra
19.  Pars spongiosa urettra
20.  Glandula bulbouretra cowperi
21.  Fosaa navicularis

Macam-macam alat reproduksi lakui-laki beserta fungsinya: 
Komponen reproduksi
Fungsi
1.      Testis


2.      Epididimis






3.      Duktus deferens



4.      Duktus bulbouretra


5.      Vesikula seminalis









6.      Kelenjar prostat




-          Menghasilkan sperma
-          Mengeluarkan testosteron
-          Tempat keluar sperma dari testis
-          Sebagai pematangan, motilitas, dan fertilitas sperma
-          Memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma

-          Mempemudah membawa sperma dari ekor epididimis ke urethra


-          Mengeluarkan mukus untuk pelumasan

-          Menghasilkan fruktosa untuk member makan sperma yang dikeluarkan
-          Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran reproduksi pria da wanita untuk membantu mengeluarkan sperma
-          Menghasilkan sebagian besar cairan semen
-          Mneyediakan prekusor (proses biologis) untuk pembekuan semen
-          Mengeluarkan cairan basa yang menetrlakan sekresi vagina yang asam
-          Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
7.      Penis
-          Tempat keluar urine, semen, serta sebagai organ kopulasi.
8.      Skrotum
-          Penyangga bagi testis
-          Regulasi temperature

C.    Anatomi Reproduksi Laki-Laki
Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas testis, vesika seminalis, kelenjar prostat, epidermis, vas deferen, uretra,  penis, dan skrotum.
1.      Testis
Testis merupakan 2 buah organ glandula yang memproduksi semen, terdapat didalam skrotum dan digantung oleh fenikulus spermatikus. Pada janin, testis terdapat dalam kavum abdominalis dibelakang peritoneum. Sebelum kelahiran akan turun ke kanalis inguinalis bersama dengan fenikulus spermatikus kemudian masuk ke dalam skrotum. Testis merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan hormon laki-laki, terdiri dari belahan-belahan disebut lobules testis.
Panjang testis sekitar 4,5 cm, lebar 2,5, dan tebal 3 cm serta melekat di dalam skrotum oleh korda spermatika. Pada tiap testis, terdapat 200-300 lobulus, dan dalam tiap lobulus terdapat 1-4 lengkung kontortus yang terdiri atas sel epithelium germinal, yang disebut tubulus semineferus. Diantara tubulus, terdapat kelompok sel interstisisal (leyding) yang menyekresi hormone testosteron setelah pubertas. Di kutub atas testis, tubulus bergabung membentuk tubukus tunggal. Tubulus ini, panjangnya 6 cm dan membuat lekukan berulang yang sangat padat sehingga membentuk suatu masa yang disebut dengan epididimis. Epididimis terhubung dengan vas deferens di korda spermatika. Pembuluh darah dan limfe melalui testis pada korda spermatika.
Testis di kelilingi oleh tiga lapisan jaringan:
a.       Tunika vaginalis
merupakan membran ganda, yang membentuk lapisan luar testis, serta merupakan bagian peritoneum abdomen dan pelvis yang tumbuh ke bawah, lapisan jaringan ini kemudian turun menuju skrotum dan membungkus skrotum dengan peritoneum dan akhirnya mengelilingi testis di skrotum, dan menjadi terpisah dari peritoneum abdomen. Testis harus benar-benar turun saat individu berusia 8 bulan.
b.      Tunika albuginea
merupakan jaringan fibrosa yang berada dibawah tunika vaginalis yang mengelilingi testis. Lapisan ini tumbuh kedalam membentuk septa, yang membagi struktur kelenjar testis menjadi lobules.
c.       Tunika vaskulosa
terdiri atas jaringan kapiler yang ditunjang oleh jaringan ikat halus.
Testis ada beberapa  bagian, yaitu :
a.       Tobulus seminiferus, yaitu tempat berlangsungnya spermatogenesis yang terlilit dalam lobulus. Didalamnya terdapat sel Sertoli yang fungsinya adalah memberi nutrisi pada spermatozoa yang sedang  berkembang, pembentukan hormon testosteron dan esterogen, serta produksi hormon inhibin (negative feedback) sehingga FSH turun.
b.      Duktus, yang membawa sperma matur dari testis kebagian eksterior tubuh. Dalam testis sperma bergerak kelumen tubulus seminiferus, kemudian menuju tubulus rekti, kemudian menuju jaring -jaring kanal testis yang bersambungan dengan 10-15 duktulus eferen yang muncul dari bagian atas testis.
c.       Epididimis, yaitu tuba terlilit yang panjangnya mencapai 4-6 meter yang terletak disepanjang sisi posterior testis. dibagian ini menerima sperma dari duktus aferen. Fungsi epididimis sebagai tempat pematangan sperma. Epididimis menyimpan dan mampu mempertahankannya sampai 6 minggu. Selama 6 minggu ini sperma akan  menjadi motil, matur, sempurna, dan mampu melakukan fertilisasi.
d.      Duktus Deferen, adalah kelanjutan dari epididimis yang berupa tuba lurus yang terletak dalam  korda spermatic yang mengandung pembulu darah dan pembulu limfatik, Syaraf SSO, otot kresmater, dan jaringam ikat. Duktus ini mengalir dibalik kandung kemih bagian bawah  untuk bergabung dengan duktus ejaculator.
Pembulu darah testis:
-          Arteri pudenda eksterna pars superfisialis merupakan cabang dari arteri femoralis
-          Arteri perinealis superfisialis cabang dari arteri pudenda interna
-          Arteri kremasterika cabang dari arteri epigastrika inferior.
Fungsi testis:
Sperma dihasilkan di tubulus semineferus yang ada dalam testis dan menjadi matur saat melalui epididimis kontortus yang panjang, tempat sperma disimpan. Hormone yang mengendalikan produksi sperma adalah FSH. Sperma matur memiliki kepala, satu badan, dan ekor yang menyerupai cambuk panjang yang digunakan untk mortalitas. Kepala sperma berisi inti sel yang mengndung DNA serta enzim yang diperlukan untuk menembus lapisan ovum untuk mencapai dan menyatu dengan nukleusnya. Badan sperma terdiri atas mitokondria, sebagai bahan bakar untuk mendorong kerja ekor yang memberikan tenaga bagi sperma selama berada di slauran reproduksi wanita.
Spermatogenesis yang berhasil berlangung pada suhu 3oC dibawah suhu tubuh normal. Testis bersuhu dingin karena posisinya yang ada di luar rongga abdomen dan lapisan luarnya skrotum tpis yang memiliki sanagt sedikit lemak insulasi.

2.      Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis, yang merupakan kantong terkonvulsi (berkelok-kelok) yang bermuara kedalam duktus ejaculator menghasilkan secret berupa cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, yang berfungsi untuk melindungi dan memberi nutrisi sperma, meningkatkan PH ejakulat dan mengandung prostaglandin yang menyebabkan gerakan spermatozoa lebih cepat, sehingga lebih cepat sampai ke tuba fallopii. Setengah lebih sekresi vesika seminalis adalah semen.
Vesika seminalis merupakan dua ruangan diantara fundus vesika urinaria dan rectum, masing-msing ruangan berbentuk pyramid. Permukaan anterior berhubungan dengan fundus vesika urinaria. Permukaan posterior terletak di atas rectum yang dipisahkan oleh fasia rektovesikalis.
Panjang kelenjar 5-10 cm, merupakan kelenjar sekresi yang menghasilkan zat mukoid. Zat ini banyak mengandung fruktosa dan zat gizi (prostaglandin dan fibrinogen) yang merupakan sumber energy bagi spermatozoa. Vesika seminalis bergabung dengan duktus deferens, penggabungan ini disebut duktus ejakulatorius.
Sekresi vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani yang menghasilkan cairan yang disebut semen sebagai pelindung spermatozoa. Selama ejakulasi vesika seminalis mengosongkan isinya ke dalam duktus ejakulatorius sehingga menambah semen ejakulasi serta mukosa.
Duktus ejakulatorius berjumlah dua buah pada sisi lain dari garis tengah. Masing-masing duktus akan membentuk gabungan vesikula seminalis dengna duktus deferens. Panjangnya 2 cm mulai dari lobus medialiss basis glandula prostat, berjalan ke depan bawah diantara laterfalis dan urtikulus prostatikus dan berakhir di tepi urtikulus.
Arteri yang menyuplai vesika seminalis adalah cabang dari arteri vesikalis medialis, arteri vesikalis inferior, dan arteri haemoroidalis medialis. Vena-vena dan system limfe menyertai arteri. Persarafan merupakan cabang dari pleksus pelvikus.

3.      Glandula Prostat
Kelenjar prostat, mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang optimum pada pH 6.0-6.5. kelenjar ini membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya usia 20 tahun. Pada banyak lelaki ukurannya bertambah besar seiring bertambahnya usia, sehingga saat berusia 70 tahun-an ⅔ dari semua lelaki mengalami pembesaran prostat yang mengganggu perkemihan.
Sebagian bersifat glandular dan sebagian lagi bersifat otot. Glandula prostate terdapat di bawah orifisium uretra interna dan sekeliling permukaan uretra, melekat dibawah vesika urinaria uretra interna dalam rongga pelvis dibawah simfisis pubis posterior,. Prostat merupakan suatu kelenjar yang mempunyai empat lobus. Yaitu, posterior, anterior, lateral, medial.
Fungsi kelenjar prostat mengeluarkan cairan alkali yang encer seperti susu yang mengandung asam sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada uretra. Basis prostat menghadap ke atas berhubungan dengan permukaan inferior vesika urinaria. Permukaanya berhubungna dengan vesika urinaria. Uretra menembus glandula prostat tepi anterior dan posterior. Apeks prostat mengarah berhubungan dengan diafragma urogenitalis.
Prostat dipertahankan posisinya oleh:
-          Ligamnetum puboprostatika
-          Lapisan dalam diafragma urogenitalis
-          M. Levator pars anterior
-          M. Levator prostat bagian dar M. Levator ani.
Pembulu darah dan saraf untuk glandula prostat meliputi arteri pudenda interna, arteri sesikalis inferior, arteri haemoroidalis medialis. Vena akan membentuk fleksus di sekitar sisi dan basis glandula prostate dan berakhir di vena hipogastrika. Nervus merupakan cabang dari plekus pelvis.
Vesikula seminalis kelenjar prostat dari kelenjar bulbouretra semuanya disebut kelenjar aksesoris atau tambahan. Kelenjar tersebut menambahkan hasil sekresinya ke sperma dengan kontraksi selubung otot mereka disaat ejakulasi. Cairan dari vesikula seminalis membentuk sekitar 60 % dari volume semen serta mengandung gula (fruktosa), vitamin c, dan prostaglandin. Sekresi prostat membentuk 30 % semen serta mengandung enzim asam lemak, kolesterol dan garam untuk menyesuaikan keseimbangan asam basa semen. Kelenjar bulboretra memebnetuk 5 % darfi volume semen, sekresi kelenjar ini juga menetralisir ke asaman bercak urine dalam uretra.

4.      Kelenjar Bulbouretralis                       
Kelenjar bulbouretral (cowper), adalah sepasang kelenjar kecil yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung mucus ke dalam  uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen (spermatozoa+secret).
Kelenjar ini terdapat dibelakang lateral pars membranasea uretra, diantara kedua lapisan diafragma urogenitalis dan disebelah bawah kelenjar prostat. Bentuknya bundar, kecil, dan warnanya kuning, panjangnya 2,5 cm. fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat.
5.      Duktus epididimis
Epididimis adalah saluran halus yang panjangnya kira-kira 6 cm, terletak di sepanjang atas tepi dan belakang testis dan terdiri dari:
-          Kaput epidimis, berhubungan erat dengan bagian atas testis sebagai duktus eferens dari testis
-          Kaput episdidimis: badan ditutupi oleh membrane serosa servikalis sepanjang tepi posterior.
-          Kauda epididimis: ekor disebut juga globules minor ditutupi oleh membrane serosa dan berhubungna dengan duktus deferens.
Diantara korpus dan testis terdapat ruangan yang disebut sinus didimis (fossa digitalis). Epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral. Lapisan ini bagian mediastinum menjadi lapisan parietal., dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus eferen, merupakan bagian dari kaput epididimis tempat bermuaranya spermatozoa lalu disimpan masuk ke dalam vas deferens. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi sperma.

6.      Duktus Diferens
Duktus deferens adalah duktus ekskretorius dari testis, merupakan lanjutan dari kanalis epididimis, panjangnya 50-60 cm. mulai dari bagian bawah kauda, secara berangsur-angsur naik sepanjang tepi posterior testis dan sisi medialis bagian fenikulus spermatikus. Melalui cincin kanalis inguinalis masuk ke fenikulkus spermatikus, membelok sepanjang sisi lateral arteri epigastrika kemudin menjurus ke belakang agak turun ke fosa iliaka eksterna dan mencapai kavum pelvis.
Diantara peritoneal dan dinding lateralis pelvis, selanjutnya salura ini turun pada sisi medialis arteri umbilikalis dan nervus obturatorius, menyilang didepan ureter dan mencapai sisi medial ureter, berbelok-belok membentuk sudut turun ke medial gbak ke depan diantara fundus vesika urinaria bagian atas vesika seminalis. Berlanjut menjurus ke bawah antara fundud vesika urinaria dan rectum menuju basis glandula prostat bergabung dengan duktus vesika semialis membentuk duktus ejakulatorius, bermuara pada pars prostatika uretra melalui prostatikus.
Duktus deferens keras seperti tali dan berbentuk silinder. Dinding saluranya sangat kecil. Pada fundus vesika urinaria membesar dan berbelok-belok disebut ampula.

7.      Uretra 
Uretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi pada pria. Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan kontraksi prostat. Organ yang  merentang dari katung kemih sampai ujung penis sebagai saluran sperma dan urine

8.      Duktus ejakulatorius
Organ yang merupakan tempat pertemuan pembesaran (ampula) dibagian kedua ujung duktus deferen dan duktus dari vesika seminalis. Panjang mencapai 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
Duktus ejakulatorius merupakan dua saluran yang panjangnya sekitar 2 cm. Tiap saluran dibentuk oleh duktus dari vesikula seminalis dan vas deferens yang menyatgu. Duktus ini melalui kelenjar prostat dan bergabung dengan uretra prostatgik, membawa cairan seminalis dan spermatozoa ke uretra. Duktus ejakulatorius terdiri atas lapisan jaringan yang sama dengan vesikula seminalis.

9.      Skrotum       
Skrotum adalah sepasang kantong yang menggantung didasar pelvis. Di depan skrotum terdapat penis dan dibelakang terdapat anus. Skrotum atau kandung buah pelir berupa kantong terdiri dari kulit tanpa lemak dan memiliki sedikit jarinagn otot. Pembungkusnya disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari peritoneum skrotum yang mengandung pigmen, didalamnya terdapat kantong-kantong, setiap kantong berisi epididimis fenikulus spermatiku.
Kantong longgar yang tersusun atas kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh yang pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.  Ada otot dartos yaitu suatu lapisan serat dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. Ada dua kantong scrotal, yang setiap scrotal berisi satu testis tunggal yang dipisahkan oleh septum internal.
Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Skrotum bervariasi dalam beberapa keadaan, misalnya pengaruh panas pada lansia, dan keadaan lemah, skrotum akan memanjang dan lemas. Sedangkan dalam keadaan dingin dan pada orang muda akan memendek dcan berkerut.
Skrotum terdiri dari dua lapisan:
-          Kulit:
warna kecoklatan, tipis dan mempunyai flika/rugae, terdapat folikel sebaseae dikelilingi oleh rambut keriting yang ekornya terlihat melalui kulit.
-          Tunika dartos:
berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis skrotum. Tunika dartos ini membentuk septum yang membagi skrotum menjadi dua ruangan untuk testgis yang terdapat dibawah permukaan penis.
Pada skrotum terdapat M. Kremaster yang muncul dari M. Obligue internus abdominalis yang menggantungkan testis dan mengangkat testis menurut kemauan dan reflek ejakulasi.
Di dalam alam skrotum mengandung dua testis (tempat sperma dibentuk dalam saluran yang disebut tubukus seminiferus, dan dua epididimis, tempat penyimpanan sperma. Setipa epididimis adalah saluran sepanjang 6 m, yang tergulung padat dan menggerombol dengan panjang hanya 4 cm.
Lapisan skrotum:
Dilapisi jaringan selaput tipis, disebut tunika vaginalis yang juga dikelilingi oleh lapisan jaringan yang disebut fasia. Lapisan otot yang disebut otot dartos berelaksasi di cuaca panas untuk menurunkan testis menjauhi tubuh agar tetap sejuk. Di cuaca dingin, otot tersebut berkontraksi untuk menarik testis ke atas supaya tidak terlalu dingin. Korda spermatic mengikat setiap testis dalam skrotum seerta mengandung arteri dan vena testicular, pembuluh limfa,  saraf, dn saluran pembawa sperma vas deferens.











10.  Fenikulus Spermatikus
Fenikulus merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut saraf. Fenikulus spermatikus memanjang dari abdominalis inguinalis dan tersusun konvergen ke bagian belakang testis, melewati cincin subkutan dan turun hampir vertical ke skrotum. Fenilus spermatikus kiri lebih panjang dari yang kanan karena testis kiri tergantung lebih rendah dari testis kanan.
Pembuluh darah fenikulus spermatikus:
-          Arteri spermatika interna:
cabang dari aorta abdominalis, keluar dari abdomen melalui cincin inguinlis abdominalis bergabung dengan fenikulus spermatikus sepanjang kanalis inguinalis, memebrikan darah untuk epididimis dan substansi testis.
-          Arteri duktus deferens:
cabang dari arteri vesikalis inferior. Aretri ini panjang bergabung dengan duktus deferens dan beranastomosis dengan arteri spermatika intena dekat testis.
-          Vena spermatika:
mulai dari belakang tstis, menerima darah dari epidimis, membentuk pompabagian dari feukulus spermatikus.
Pembulu-pebuluh yang membentuk fleksus banyak masuk sepanjang fenikulus spermatikus di depan duktus deferens di bawah cincin substansia inguinalis, pembuluh ini bersatu membentuk 2-4 vena lewat kanalis inguinlis masukke abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis ynag kanan bermuara ke vena kava inferior dan yang kiri bermuara ke vena renalis sinistra.

11.  Penis
Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut glans penis, bagian tengah korpus penis, dan bagian pangkal radiks penis. Kulit pembungkus amat tipis tidak berhubungna dengan bagian permukaan dalam dari organ dan tidak mempunyai jaringan adipose. Kulit ini berhubangan dengan pelvis, skrotum dan perineum.
Penis mempunyai bagian akar dan batang, bagian akar (dasar) berada pada perineum dan bagian batang mengelilingi uretra. Penis dibentuk oleh tiga massa silinder jaringan erektil dan otot polos. Jaringan erektgik ditunjang oleh jaringan fibrosa dan dibungkus kulit serta kaya vascular.
Dua kolum lateral disebut corpora kavernosa yang disela-selanya berisi kolum, uretra, dan korpus spongiosum. Dibagian ujungnya, terdapat struktur triangular yang memanjang dan disebut glans penis. Tepat diatas glans, terdapat lipatan kulit dan membentuk suatu lapisan ganda yang dapat digulung, disebut foreskin atau prepusium. Arteri yang mmperdarahi penis adalah artergi profunda, dorsal, dan bulbaris penis, yang merupakan cabang darfi artergi arteri pudendal internal. Vena yang memeperdarahi penis adalah vena pudendal internal dan vena iliaka internal. Stimulasi parasimpatik menyebabkan jaringan erektil yang berongga terisi darfah. Hal ini terjadi akibat dilatasi arteriol dan venokonstriksi, yang meningkatkan aliran darah ke penis dan menghambat aliran keluar. Oleh karena itu, penis yang membesar dan ereksi, penting untuk koitus.
Saraf penis berasal dari cabang nervus pudendus dan pleksus pelvikus pada glans penis an bulbus, beberapa dari filament N. Kutaneus.
Penggantung penis:
-          Ligamentum fundiformis penis: lapisan tebal yang berasal dari fascia superfisialis dari dinding abdominalis anterior di atas pubis.
-          Ligamentum suspensorium penis: berupa benang berbentuk segitiga bagian eksterna dari fascia profunda, menggantung pada dorsum, dan akar penis ke bagian inferior linea alba, simfisis pubis, dan ligamentum arquarta pubis. Kruris ishikho pubis dan bulbus diafragma urogenitalis sebagai alat penggantung penis.
a.          Mekanisme ereksi penis.
Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus kavernosum dibawah pengendalian sistem syaraf otak. Jika penis lunak maka stimulus simpatis terhadap arterial penis menyebabkan kontriksi sebagian organ ini, sehimgga aliran darah melalui penis tetap hanya sedikit. Saat stimulasi mental atau seksual, stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi arterial yang memasuki penis sehingga lebih banyak darah yang memasuki vena dibandingkan yang dapat di drainase vena. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena yang dikelilingi tunika albugiena non-distensi.
Setelah ejakulasi, implus simpatis menyebabkan terjadinya vosakontriksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk dibawa menjauhi korpus. Penis mengalami  detumesensi, atau ke kondisi lunak. Saat terangsang, sejumlah besar darah arteri masuk kedalam korpus spongiosum dan korpus kavernosum hingga menekan vena. Akibatnya, darah tidak dapat mengalir dari penis sehingga penis menjadi keras dan tegak.
b.      Ejakulasi.
Adalah saat pengeluaran sperma yang merupakan  titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen diejakulasi melalui serangkaian semprotan. Impuls simpatis dari pusat reflek medula spinalis menjalar disepanjang syaraf  spinal lumbal (L1dan L 2) menuju organ genital dan menyebabkan kontriksi peristaltik dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini menggerakan sperma disepanjang saluran. Impuls parasimpatis menjalar pada syaraf pudendal dan menyebabkan otot bulbokavernosum padaq dasar penis berkontraksi secara berirama. Kontraksi yang stimulan pada vesika seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen.
Ejakulasi pada pria, terjaid saat orgasme pria, dimana sperma didorong keluar oleh epididimis dan melalui vas deferens serta uretra. Semen di dorong oleh kontraksi otot polos yang teratur didinding vas deferens, kontraksi muscular diperantarai oleh saraf simpatik. Otot di dinding vesikul seminalis dan kelenjar prostat juga berkontraksi menyebabkan cairan makin terdesak ke saluran genital. Dorongan yang dihasilkan oleh proses kombinasi ini menyebabkan keluarnya semen melalui sfingter uretra eksternal.
Hanya skitar 10 % sperma yang dihasilkan saat ejakulasi akhir, sisanya dibuat di cairan prostat dan seminalis, yang bertambah jumlahnya saat orgasme, begitu juga mukus yang dihasilkan diuretra. Semen bersifat sedikit basa, yang bertujuan untuk menetralkan vagina yang asam. Antara 2 dan 5 ml semen dihasilkan saat ejakulasi, sperma secara bertahap mengalami kehilangan fertilitasnya setelah beberapa bulan dan direabsorpsi oleh epididimis.
Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya 24 s/d 72 jam dalam  saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan beberapa hari pada suhu rendah atau dibekukan  jika akan disimpan lebih dari satu tahun. Spermatozoa bergerak dengan ekornya 1-4 mm/mt



c.       Jalur untuk sperma
Saat ejakulasi, gelombang kontraksi otot mendorong sperma dalam cairannya dari epidimis sepanjang lengkungan vas deferens. Vas deferens lalu bergabung dengan saluran dari vesikula seminalis, salah satu kelenjar aksesori ( tambahan) pria, untuk membentuk saluraostatn ejakulatorik.
Saluran ejakulatorik kiri dan kanan bergabung dengan uretra dan prostat, kelenjar aksesori yang lain. Pada pria, uretra merupakan saluran yang berfungsi ganda, yaitu membawa urin dari kandung kemih saat buang air kecil, dan sperma saat ejakulasi. Selama ejakulasi sfingter di dasar kandung kemih tertutup akibat tekanan tinggi dalam uretra.
d.      Membentuk sperma
Setiap testis adalah masa lebih dari 800 pembuluh padat yang melengkung dan melipat sangat rapat, yang disebut tubulus semineferus. Dalam setiap tubulus sperma awalnya adalah sel-sel yang tergumpal disebut spermatogonia yang melapisi dinding dalam. Sel ini melewati tahap lebih besar, sebagai spermatosit primer, lalu menjadi lebih kecil sebagai spermatosit sekunder dan mulai membentuk ekor menjadi spermatid. Setelah semua proses ini terjadi, spernatid bergerak menuju ketengan tubulus. Spermatid akhirnya menjadi sperma matang dengan ekor panjang. Ribuan sperma dihasilkan setiap detiknya, masing-masing membutuhkan sekitar 2 bulan untuk menjadi matang.
e.       Sel sperma
Panjang satu sel sperma  sekitar 0,05 mm, tapi itu disebabkan oleh ekornya. Kepala sperma hanya berukuran 0,006 mm, kira-kira hampir sebesar sel darah merah. Bentuk sperma terlihat jelas saat bergerak menuju pusat tubulus, ekor panjanganya terlihat potongan melintang ini.

D.    Fisiologi reproduksi pria
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: spermatogenesis, kegiatan seksual, dan pengaturan fungsi reproduksi.
1.      Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengazndung baznyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil dinamakan spermatogenia. Sel ini membelah diri membentuk dua spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromososm. Setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa. Spermatid ketika pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umu sel epiteloid, kemudian sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri dari kepala, leher, badan dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus semineferus, sperma masuk ke semineferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang mengandung hormone, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma, sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.
2.      Penyimpanan dan pematangan sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus semineferus sperma membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati epididimis. Sperma memiliki kemampuan motilitas. Beberapa factor dapat menghambat motilitas. Ejakulasi menyekresi cairan yang mengandung hormo testosterone, estrogen, dan enzim-enzim, serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap hari sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididimis dan sebagian besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens, dan dapat mempertahakan fertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1 bulan. Pada aktifitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya beberapa hari saja.
Motilitas dari fertilitas sperma terjamdi Karena gerakan flagella melaluimedium cairan. Sperma normal cenderung untuk bergerfak lurus dan bukan berputar. Aktifitas ini ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit biasa. Pada medium yang sangat asam dapat mematgikan sperma dengan cpat. Aktivitas sperma meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolism. Sperma pada traktus genitalia wanita hanya dapat hidup 1-2 hari.
Epitel sekretorik vesika seminalis menyekresi bahan mucus yang mengandung fruktosa, asam sitrat, prostaglandin dan fibrinogen. Setelah vas deferens mengeluarkan sperma, mukus ini akan menambah semen yang diejakulasi. Fruktosa dan zat gizi lainya dalam cairan dibutuhkan oleh sperma yng diejakulasi sampai salah satu dari sperma membuahi ovum. Prostaglandin membantu proses pembuahan melalui reaksinya dengan mukus serviks, sehingga membuat lebih reseptif terhadap gerakan sperma sampai mencapai ujung atas tuba falopi dalam aktu 5 menit.
Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung fosfat, enzim pembeku, profibrinolisin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehinggga cairan encer dikrluarkan dan menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit, bebasa dan prostat memungkunkian keberhasilan fertilisasi ovum karena cairan vas deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi

C.    Semen
Kuantitas dan komposisi semen. Volume ejakulasi berkisar antara 1ml s/d 10 ml dan rata-rata 3 ml. Semen terdiri dari 90% air dan mengandung 50 s/d 120 juta sperma per ml. Volume sperma mencapai 5% volume semen.
Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan epididimal, dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikal seminalis.
Semen berasal dari vas deferens merupakan cairan yang terkhir di ejakulasi. Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula seminalis membentuk koagulum yang lemah. Sperma dapat hidup beberapa mingggu dalam duktus genitalia pria. Setelah sperma di ejakulasi ke dalam semen, jangkan hidup maksimal sperma hanya 24-48 jam.
Air mani atau semen adalah campuran sperma dan cairan yang dikeluarkan oleh beberapa kelenjar termasuk kelenjar prostat. Prostat mengeluarkan cairan melalui saluran kecil agar bercampur denga sperma saat diejakulasikan kebawah. Ke arah uretra. Campuran akhir mengandung 300 sampai 500 juta sperma dalam dua sampai lima ml.

D.    Hormon pada reproduksi laki-laki.
Sebagai pengatur seksual pria dibantu oleh beberapa hormon, yaitu hormon testosteron, hormon gonadotropin, FSH, dan LH.
a.       Hormon Testosteron
Hormon testosterone dihasilkan oleh sel interstisial leyding yang terletak di antara tubulus seminiferus. Sel ini sedikit pada bayi dan anak, namun banyak pada pria dewasa. Setelah pubertas, sel interstisial banyak menghasilkan ormon testosteron setelah di sekresi testis. Sebagian besar testosterone berikatan dengan protein plasma yang beredar dalam darah. Testosterone yang tidak terfikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati menjadi andosteron dan dehidroepiandosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usus melalui empedu kedalam urine.
Fungsi testosteron
-          Efek desensus testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan factor keturunan.
-          Perkembangan seksual primr dan sekunder: sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan penis, testis dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun, memengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pri mulai pada masa pubertas.
b.      Hormon gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan duamacam hormone yaitu luteinizing hormone ( LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Sekresi testosterone selama kehidupan fetogenesis menjadi spermatus penting peningkatn pembentukan organ sekx  pria. Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit terjadi di dalam tubulus semniferus dan dirangsang oleh FSH. Namun FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa karena itu tetosteron disekresi secara serentak oleh sel interstisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus untuk proses pematangan akhir spermatozoa
c.       Hormon estrogen
Hormone estrogen dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormone perangsang folikel yang memungkinkan spermatogenesis menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen serta membawa keduanya kedalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
d.      Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolism testis. Secara khusus meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormone pertumbuhan spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.




E.     Pengaturan fungsi reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormone. Pelepasan gonadotropin  releasing hormone (GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisi anterior untuk menyekresi LH dan FSH. LH merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosterone oleh testis dan FSH merangsang spermatogenesis.
Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH. Hipotalamusmelepaskan GnRH, diangkut ke kelenjar hipotalamus nterior dalam marangsang pelepasan LH dan FSH darah portal. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi darfisiklus sekresi dan jumlah GnRH dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka panjang GnRH.
Hormon gonadotropin disekresi oleh sel-sel yang sama dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glukoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangat bervariasi. Keadaan yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas dasar LH maupun FSH mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam testis melalui aktivitas mengaktifkan system enzim khusus dalam sel-sel target berikutnya.
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus. Pengikatan ini mengakibatkan sel bertumbuh dan menyekresi berbagai unsure spermatogenk. Secara bersamaan testosteron berdifusi ke dalam tubulus. Dalam ruang interstisial mempunyai efek tropic terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH dan testgosteron. Testosterone dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama. 

F.     Kegiatan seksual pria
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf pudendus. Pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual mengirim sinyal ke medula yang meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari struktur interna. Akibar drai dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan sekret yang menyebabkan keinginan seksual, dengan merangsang kandung kemih dan mukosa uretra.
Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/berkhayal sehingga menyebabkan terjadi aksi seksual dan menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran selama mimpi terutama pada usia remaja. Fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.

G.    Pubertas pada pria
Pubertas terjadi saat usia 10-14 tahun. LH dari hpofisis anterior menstimulsi sel interstisial testis untuk meningkatkan produksi testosterone. Hormon ini mempengaruhi perkembangan tubuh terhadap maturasi seksual.
Perubahan yang terjdi saat pubertas adalah sebagai berikut:
-          Pertumbuhan otot dan tulang yang ditandai peningkatan tinggi dan berta badan
-          Suara membesar akibat pembesaran laring
-          Pertumbuhna rambut wajah, aksila, dada, abdomen, dan pubis
-          Pembesaran penis, skrotum, dan kelenjar prostat
-          Maturasi tubulus seminiferus dan produksi spermatozoa
-          Kulit menebal dan lebih berminyak
-          Pembesaran laring dan suara yang berat
-          Pada pria, fertilitas dan kemampuan seksual cenderung menurun secara bertahap seiring pertambahan usia. Sekresi testosterone menurun secara bertahap, biasanya dimulai saat usia 40 tahun.












BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas: Organ reproduksi primer (testis), terdiri dari 2 buah, Duktus (saluran): vas deferens, epididimis, Kelenjar-kelenjar pelengkap (aksessorius): Bulbus uretra, Prostat, Vesika seminalis. Organ kopulatoris (penis): Saluran keluar urine dan Saluran keluar semen
System reproduksi diklasifikasikan menjadi 2:
-          Eksterna:
penis dan scrotum
-          Interna:
testis dan epididimis, saluran keluar testis
Kelenjar aksesoris
Vesikula seminalis kelenjar prostat dari kelenjar bulbouretra semuanya disebut kelenjar aksesoris atau tambahan. Kelenjar tersebut menambahkan hasil sekresinya ke sperma dengan kontraksi selubung otot mereka disaat ejakulasi. Cairan dari vesikula seminalis membentuk sekitar 60 % dari volume semen serta mengandung gula (fruktosa), vitamin c, dan prostaglandin. Sekresi prostat membentuk 30 % semen serta mengandung enzim asam lemak, kolesterol dan garam untuk menyesuaikan keseimbangan asam basa semen. Kelenjar bulboretra memebnetuk 5 % darfi volume semen, sekresi kelenjar ini juga menetralisir ke asaman bercak urine dalam uretra.


III.2 SARAN
Mengetahui fungsi dari organ tubuh sangatlah penting, karena dari sana kita bisa mensyukuri atas apa yang allah ciptakan kepada umat nya, dan dari rasa brsyukur tadi kita bisa menjaga nya dari segala hal-hal yang buruk yang berakibat pada masalah kesehatan.
                               













DAFTAR PUSTAKA

1.      Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
2.      Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta; EGC
3.      Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
4.      Nurachmah Elly, dkk. 2011. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Singapura: Salemba Medika
5.      Pasker Steve. 2007. Ensiklopedi Tubuh Manusia. London: Erlangga
6.      Wylie Linda. 2010. Anatomi Fisiologi dalam Asuhan Matenitas. 2010. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar