Kamis, 25 Mei 2017

MAKALAH TENTANG COMMON COLD PADA ANAK


BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
Cuaca yang tidak menentu di jaman sekarang ini. Siang hari yang terasa sangat terik akan berubah mendung di sore hari yang kemudian berlanjut hujan lebat. Kondisi ini memungkinkan daya tubuh kita menurun. Akibatnya, penyakit akan mudah datang. Salah satu yang kerap dialami pada saat seperti ini adalah flu.
Influenza atau biasa disebut flu merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam, mengigigl, batuk, rasa sakit pada tubuh, sakit kepalah, dan terkadang sakit telinga atau permasalahan sinus. Flu disebabkan oleh virus. Virus sendiri merupakan mikroorganisme yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
Bagi kebanyakan orang, flu dianggap hal biasa dan akan sembuh dengan sendirinya dalam 1 atau 2 minggu. Namun bagi sebagian orang, flu dapat membuat mereka sangat menderita. Mereka yang diksuda dalah bayi dan anak di bawah usia 5 tahun, orang tua lebih dari 50 tahun, serta orang dewasa dan anak yang memiliki masalah kesehatan seperti diabetes dan asma.
Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan menggali lebih dalam mengenai common cold pada anak.

I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Laporan pendahuluan pada perikarditis ?
2.      Asuhan Keperawatan pada perikarditis ?








I.3 TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      untuk memahami bagaimana laporan pendahuluan pada peritonitis ?
2.      untuk memahami asuhan keperawatan pada kasus peritonitis ?

I.4 MANFAAT PENULISAN
Dengan adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekrasan serta mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
























BAB II
                                                             PEMBAHASAN
II.1 Laporan pendahuluan common cold
A.    Definisi Flu pada Anak
Batuk pilek ( Common Cold ) adalah Infeksi Primer Nasoparing dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak( Ngastiyah, Perawatan anak sakit : 12 ). Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung lebih berat karena infeksi mencakup daerah Sinus Paranasol, telinga tengah dan nasopharing disertai demam yang intermitten.
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernapasan yang paling sering mengenai bayi dan anak.Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah tertular,karena perawat yang sedang batuk pilek tidak diperkenankan bekerja di ruangan bayi walaupun ia memakai masker,karena virus dapat menembusnya. Penularan juga masih tetap terjadi karena seseorang yang pilek akan sering memegang hidungnya karena rasa gatal atau membuang ingusnya,jika tidak segera cuci tangan ia menjadi sumber penularan. ( R. Aden, 2010).
Batuk pilek (common cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai orang dewasa tetapi berbeda karakteristiknya.Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung berlagsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinusparanasal,telinga tengah,dan nasofaring disertai dengan demam yang tinggi.Sedangkan pada orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam yang tinggi.

B.     Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah virus masa menular beberapa jam sebelum gejala timbul  satu sampai dua hari sesudah gejala hilang komplikasi timbul akibat invasi sekunder bakteri pathogen seperti,pneumokokus, streptokokus, haemophilus influenzae atau stafilokokus.
Masa tunasnya adalah 1-2 hari dengan factor predisposisi kelelahan,gizi buruk,anemia,dan kedinginan.Pada umumnya penyakit terjadi pada waktu bergantian musim.



C.    Klasifikasi commond cold
Commond cold mempunyai gejala seperti pilek, batuk sedikit dan kadang – kadang bersin. Keluar secret yang cair dan jernih dari hidung bila terjadi infeksi sekunder ole kokus secret menjadi kental dan purulen.Sekret ini sangat mengganggu bayi sumbatan hidung menyebabkan anak bernapas dari mulut dan mengakibatkannya gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapatkan keluhan nyeri otot,pusing,dan anoreksia. Sumbatan hidung (kongesti)disertai selaput lendir tenggorok yag kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah.
Pada stadium prodromal yang berlangsung beberapa jam, didapatkan rasa panas, kering dan gatal di dalam hidung. Kemudian akan timbul bersin berulang-ulang, hidung tersumbat dan ingus encer, yang biasanya disertai dengan demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak.Sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan anoreksia. Kongesti hidung disertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri.
Stadium pertama biasanya terbatas tiga hingga lima hari. Secret hidung mula-mula encer dan banyak, kemudian menjadi mukoid, lebih kental dan lengket. Penyakit dapat berakhir di titik ini. Namun pada kebanyakan pasien, penyakitnya berlanjut ke stadium invasi bakteri sekunder dicirikan oleh suatu rinore purulen, demam dan sering kali sakit tenggorokan. Mukosa yang merah, bengkak dan ditutupi secret mudah diamati intranasal. Sensasi kecap dan bau berkurang. Mengendus dan menghembuskan napas secara berulang menyebabkan kemerahan lubang hidung dan bibir atas. Stadium ini dapat berlangsung hingga dua minggu, sesudahnya pasien akan sembuh tanpa menemui dokter. Dokter biasanya hanya dihubungi bilamana terjadi komplikasi lanjut seperti pneumonia, laryngitis, infeksi telinga tengah atau sinusitis purulen.

D.    Manifestasi Klinis
Gejala common cold biasanya adalah pilek, hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan dan demam (flu like illness). Anak dengancommon cold biasanya disertai hidung meler atau tersumbat dan bersin-bersin. Setelah 3-5 hari sebagian besar gejala akan menghilang dengan segera dan demam biasanya mereda, meskipun kadang demam berlangsung sampai 5 hari. Penyakit flu umumnya akan sembuh sendiri setelah 3-5 hari, tentu jika dibarengi dengan istirahat dan asupan nutrisi yang cukup.
Penyakit ini sangat menular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidak adanya kekebalan atau menurunnya daya tahan tubuh (kedinginan, kelelahan, adanya penyakit menahun, dan sebagainya. Faktor predisposisi yang mungkin adalah  kelelahan, gizi buruk, anemia dan kedinginan, walaupun umur bukan faktor yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai pada anak kecil. Penyakit ini lebih sering diderita pada pergantian musim.
Demam diidentikkan dengan penyakit, sehingga saat demam berhasil diturunkan, orangtua merasa lega karena menganggap penyakit akan segera pergi bersama turunnya panas badan. Keinginan untuk menenangkan kegelisahan orang tua inilah yang terkadang “memaksa” dokter memberikan obat penurun panas walaupun sebenarnya mungkin tidak perlu.
Pada kenyataannya, demam merupakan reaksi alamiah tubuh terhadap adanya infeksi. Sehingga ketika seorang anak mengalami infeksi, keberadaan demam semestinya disyukuri, bukan ditakuti karena ini merupakan sinyal bahwa mekanisme pertahanan tubuh sedang bekerja untuk melawan penyakit. Artinya, menurunkan suhu tubuh ketika anak demam justru akan melemahkan sistem pertahanan tubuhnya. Demam memang tidak hanya dapat disebabkan oleh infeksi, bisa saja terjadi karena pencetus lain seperti reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi, dan lain sebagainya. Tetapi pada anak umumnya demam terjadi karena suatu infeksi kuman, entah itu virus maupun bakteri.

E.     Patofisiologi
Terjadi pembengkakan pada submukosa hidung yang disertai vasodilatasi pembuluh darah.Terdapat infiltrasi leukosit,mula-mula sel mononukleus kemudian yang juga polimorfonukleus.Sel epitel supervisial banyak yang lepas dan regenerasi epitel sel baru terjadi setelah lewat stadium akut.





                          Virus invasi Sekunder masuk melalui droplet
                               ( Bakteri patogen: pneumokokkus, streptokokus, stafilokokus)
                                  masuk saluran pernapasan atas
                                      melekat pada sel inang (ephitelium silia)
                                     penetrasi DNA virus ke dalam sel inang
                                       replikasi virus(virus tumbuh dan berkembang)
                                       penyebaran eksudat(mengandung virus)
                                  peradangan pada ephitel nasal
                                 commond cold
                                   agregasi makrofag(mediator kimia)
 

                          histamin                                                        prostaglandin                                     bradikinin
               permeabilitas membran mukosa                    instabil termoregulasi              merangsang reseptor nyeri setempat
                 terjadi peperangan Ag-Ab                                         suhu tubuh                rangsangan nyeri diteruskan ke talamus
                              penumpukan sekret                                                 hipertermi                                     feedback – respon nyeri
                                   reflek batuk/bersin                                                                                                                          
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
ketidakefektifan bersihan jalan napas               
                                                                                                                                         respon nyeri
                                                                                                                                                                                                sulit menelan
                                                                                                                                                                                                  anoreksia
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        kebutuhan tubuh                                                                                                             nutrisi kurang dari                                                                                                                                                                                                 kebutuhan tubuh
                                                                                                                                                                               

F.     Serangan Flu
Penyebaran flu yang disebabkan oleh berbagai virus terutama melalui infeksi droplets dan bukan karena tertelan. Jadi, infeksi pernapasan secara teoritik dapat dikendalikan dengan isolasi. Namun, masyarakat umum tidak terkesan dengan “flu” sehingga tidak mungkin melarang penderita flu pergi ke sekolah, ke tempat kerja, atau berkumpul dengan banyak orang. Kerentanan terhadap flu sangat bervariasi antar individu. Ada beberapa petunjuk bahwa anak hingga usia lima tahun bersifat lebih rentan. Keadaan seperti paparan udara lembab atau angin dingin dan kelemahan yang sering kali disebut-sebut mempermudah perkembangan gejala flu.
Virus flu ada di dalam percikan yang keluar dari mulut dan hidung yang terinfeksi ketika orang tersebut bersin, batuk, atau bahkan tertawa. Anda dapat terkena flu dari seseorang yang terinfeksi dengan hanya menghirup percikan kecil tersebut. Anda juga dapat terkena flu ketika percikan tersebut ada di tangan anda dan kemudian anda menyentuh mulut atau hidung anda. Maka ingatlah untuk selalu menutup mulut ketika anda bersin untuk mengurangi kemungkinan menulari orang lain.
Flu biasanya menular melalui batuk atau bersin dan melalui kontak langsung. Virus flu masuk melalui mulut, hidung tau bahkan dengan adanya bersalaman dengan orang yang menderita flu. Flu juga dapat menyebar melalui penggunaan barang secara bersama-sama , misalnya telepon atau peralatan makan dan minum.Flu dapat disertai gejalah seperti batuk, demam ringan, sakit kepalah, nyeri telinga, rasa lelah, mata merah dan bagi anak-anak yang semestinya masih aktif bermain dan bersekolah.

G.    Masalah Keperawatan
Masalah dalam perawatan pasien dengan batuk pilek adalah gangguan rasa aman dan nyaman , resiko terjadi komplikasi ,gangguan suhu butuh, kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
1.      Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan ini akibat batuk dan pilek sering melelahkan dan mengganggu istirahat pasien , apalagi bila di sertai muntah atau diare serta suhu yang tinggi. Pemberian obat gosok dapat membuat bayi merasa hangat. Untuk menggurangi hidung yang tersumbat, bayi di baringkan tengkurap dengan kepala bayi miring dan 1 lobang hidungnya masih terbuka.pemberian obat tetes hidung mungkin menolong pernapasannya namun hanya untuk sementara.( bila tidak ada obat tetes hidung secara tradisional dapat di gunakan kapas yang di tetesi minyak kayu putih yang di gantungkan di depan hidung bayi atau dipenitikan pada baju).
Untuk mengurangi batuk dapat di berikan obat batuk sebelum tidur malam, bila waktu tidur sering batuk berikan minum hangat dan bila perlu ekstra obat batuknya.
2.      Risiko terjadi komplikasi
Berbagai komplikasi di atas menyebabkan penyakit batuk pilek yang relative ringan akhirnya berkembang menjadi penyakit yang amat berat. Bila anak sudah mendapat obat supaya di berikan yang benar jika misalnya obat dimuntahkan beberapa saat kemudian harus di ulang diberikan lagi.
Agar obat dapat diminum (jika selalu dimuntahkan) caranya obat di encerkan dengan 1-2 sendok the dengan the manis, sirop atau madu kemudian diberikan sedikit demi sedikit . dengan cara ini berarti obat dan tidak di berikan sekaligus , biasanya berhasil. Sambil member obat ajaklah anak bayi berbicara mengenai hal yang menyenangkan atau merangsang tertawa.
3.      Gangguan suhu tubuh
Komplikasi oleh invasi bakteri yang biasanya sering menyebabkan suhu tubuh meningkat, kadang-kadang menyebabkan terjadinya kejang-demam. Penurunan suhu hanya dapat diatasi dengan obat antibiotika yang tepat. Lihat pada uraian tentang hiperpireksia.
4.      Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Pada umumnya orang tua menganggap bahwa penyakit batuk pilek tidak membahayakan karena penyakit ini dapat mengenai anak berulang kali . tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak di obati terutama pada saat daya tahan tubuh anak menurun (berikan contoh beberapa penyakit sebagai akibat batuk pilek yang tidak mendapatkan pengobatan yang benar). Oleh karena itu, orang tua perlu diberi penjekasan jika anak sudah batukpilek lebih dari 2 hari belum sembuh apalagi sudah diobati sendiri supaya dibawa berobat ke fasilitas kesehatan,terutama untuk bayi.
Selain penyuluhan tentang penyakit batuk pilek juga petunjuk agar bayi tidak mudah mendapat penyakit tersebut harus selalu mempertahankan kesehatan anak dengan memberikan makanan yang bergizi,hidup secar sehat.Khusus pada bayi,jika ada anaka lain atau orang tua batuk pilek agar bayi tidak terjadi kontak dengan pasien tersebut,dan yang sakit agar berobat dan tidak mendekati bayi.Berikan petunjuk cara member obat.

H.    Pencegahan
Sebagai orang tua yang peduli pada anak, ingatkan anak anda untuk tidak berbagi barang pribadi dengan siapapun, apalagi jika sedang banyak temannya yang terkena flu baik itu di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Antibodi yang terbentuk pada saat seseorang terserang pilek akan menurun setelah beberapa waktu dan virus penyebab pilek jumlahnya sangat banyak, karena itu orang terus terserang pilek dari waktu ke waktu di sepanjang hidupnya.
Tindakan pencegahan yang paling baik adalah menjaga kebersihan. Banyak virus common cold yang ditularkan melalui kontak dengan ludah yang terinfeksi, karena itu untuk mengurangi penularan sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta membersihkan permukaan barang-barang.Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang penderita.
Jika sudah terserang flu, untuk dapat menyembuhkannya, hal penting yang berperan tak lain adalah sistem imun atau daya tahan tubuh. Disarankan untuk Banyak beristirahat agar kondisi daya tahan tubuh pulih. Usahakan agar anak tidur cukup. Buatlah agar anak merasa nyaman,dengan mendengarkan musik,menonton film atau membaca buku.Bila anak demam dengan suhu >38,5°C, berikan obat penurun panas. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum memberikan asetaminofen atau ibuprofen sebagai obat penurun panas. Jangan memberikanaspirin kepada anak karena dapat menimbulkan sindrom Reye.Ingus yang keluar saat flu merupakan mekanisme tubuh  untuk melawan virus yang telah berkembangbiak di rongga hidung dan sekitarnya.




I.       Penatalaksanaan
1.      Terapi
American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan, tidak ada obat untuk kasus ini. Antibiotik tidak boleh diberikan karena tidak akan berefek apapun. Perhatian dan kasih sayang dari orang tua lah yang merupakan obat terbaik. Sehingga AAP menganjurkan agar orang tua cukup menciptakan kondisi yang paling nyaman bagi anak.
a.       Hidung mampet yang biasanya diderita anak akan menyebabkan anak bernafas lewat mulut. Akibatnya mulut dan tenggorokan anak menjadi kering. Untuk itu anak perlu diberi banyak jus buah-buahan dan cairan.
b.      Air garam steril bisa diberikan sebagai tetes hidung, agar ingus menjadi encer dan tidak lagi menyumbat jalan napas.
c.       Menghirup uap air panas untuk meringankan keluhan flu pada anak. Cara lainnya, bila anak tak dapat tidur di malam hari karena hidung tersumbat, orangtua dapat memberikan tetes hidung (breathy).Terapi dengan cara menghirup uap panas dapat menghilangkan gejala hidung tersumbat dan membantu menghilangkan gejala hidung tersumbatdan mempermudah pengeluaran lendir
d.      Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir di tenggorokannya.Buat anak minum banyak cairan,terutama yang hangat. Sup hangat atau sari buah dapat diberikan. Perbanyak juga konsumsi airputih.
e.       Istirahat cukup
Anak yang terserang flu sebaiknya istirahat dirumah. Demam,batuk dan ingus yang banyak keluar akan membuat anak merasa tidak nyaman.Segera konsultasikan ke dokter jika flu menyerang bayi kurang dari 3 bulan; demam berkepanjangan ; batuk disertai muntah; batuk berdahak; anak menjadi rewel; kesadaran menurun; atau anak mengalami sesak nafas.
2.      Medik
Berikan obat batuk yang  bersifat mengencerkan dahak, misalnya bisolvon atau mucopect atau vectrin. Hindari obat batuk yang bersifat menekan batuk karena menghambat lendir yang akan keluar.Bila demam anak tak kunjung turun setelah lebih dari 3 hari (72 jam), orangtua perlu mengunjungi dokter. Selain itu bila terdapat gejala sesak napas, kuku dan bibir tampak biru, anak menjadi luar biasa rewel atau sangat mengantuk hingga tak bisa dibangunkan, segera bawa anak ke dokter.
Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simtomatis, misalnya ekspektoransia untuk mengatasi batuk, sedative untuk menenangkan pasien, dan antipiretik untuk menurunkan demam. Obstrusi hidung pada bayi sangat sukar diobati. Pengisapan lender hidung tidak efektif dan sering menimbulkan bahaya.
Cara yang paling mudah untuk mengeluarkan secret adalah dengan membaringkan bayi tengkurap.Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1%. Bila ada infeksi sekunder hendaknya di berikan antibiotic. Batuk yang produktif(pada bronchitis dan trakeitis) tidak boleh diberikan antitusif, misalnya kodein,karena menyebabkan depresi pusat batuk dan pusat muntah, penumpukan secret sehingga dapat menyebabkan bronkopneumonia. Selain pengobatan tersebut,pada sinusitis terutama yang kronik dapat diberikan pengobatan dengan penyinaran.
3.      Vaksin
Siapapun yang memiliki resiko terkena flu perlu mendapatkan vaksin flu. Saat inipara ahli berkata bahwa anak usia 6 bulan sampai 18 tahun perlu mendapatkan vaksin flu. Hal ini penting, terutama bagi anak yang memiliki penyakit hati dan jantung termasuk asma; penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, anemia, atau permasalahan sistem kekebalan tubuh termasuk HIV/AIDS.
Vaksin flu umumnya diberikan pada sebelum musim flu dimulai (november – april). Vaksin flu akan melindungi anda dari terjadinya flu. Kalaupun anda terkena flu anda hanya akan mengalami  gejala ringandan sembuh lebih cepat. Anda perlu mendapatkan vaksin flu setiap tahun karena virus flu brubah setiap tahunnya dan vaksin khusus dibuat untuk melawan virus yang akan menjadi masalah kesehatan di tahun tersebut.

J.      Komplikasi
Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease , yang sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal,penutupan tuba eustachii dan penyebarn infeksi.Sinusiris paranasal.komplikasi ini hanya terdapat pada anak besar , karena pada bayi dan anak kecil sinusparanasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih berat,nyeri kepala bertambah,rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontalis dan maksilaris.Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan transiluminasi pada anak besar.
Proses sinusitis sering menjadi kronik denga gejakla malaise, cepat lelah, sukar berkonsentrasi (pada anak besar).Kadang-kadang disertai sumbatan hidung,nyeri kepala hilang timbul,bersin yang terus menerus disertai secret purulen dapat unilateral maupun bilateral.Bila didapatkan pernapasan mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap yang jelas perlu di pikirkan terjadinya komplikasi sinusitis.Sinusitis paranasal dapat di obati dengan memberikan antibiotic.
Penutupan tuba eustachii. Tuba eustachii yang buntu member gejala tuli dan infeksi dapat menembus langsung ke daerah telinga tengah dan  menyebabkan otitis media akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan yang tinggi (hiperpireksia), kadang menyebabkan kejang demam. Anak sangat gelisah, terlihat nyeli apabila kepala di goyangkan atau memegang telinganya yang nyeri ( pada bayi dapat juga di ketahui dengan cara menekan telinganya dan bayi biasanya mengis keras).
Kadang-kadang hanya di temui gejala demam, gelisah, juga di sertai muntah atau diare. Karena banyi yang menderita batuk pilek sering menderita infeksi pada telinga tengah sehingga dapat menyebabkan terjadinya OMA dan sering menyebabkan kejang demam, maka bayi perlu di konsul ke bagian THT. Biasanya bayi di lakukan parasintesis jika setelah 48-72 jam di berikan antibiotic keadaan tidak membaik.Parasentesis (penusukan selaput telinga) dimaksudkan untuk mencegah membrane timpani pecah sendiri dan terjadi otitis media perforate (OMP).
Faktor penyebab OMA yang sering dijumpai pada bayi dan anak adalah :
-          Tuba eustachii pendek,lebar dan lurus hingga merintangi penyaluran secret.
-          Posisi bayi anak yang selalu telentang selain memudahkan perembesan infeksi juga merintangi penyaluran secret.
-          Hepertropi kelenjar limfoid nasofaring akibat infeksi saluran napas atas atau akibat alergi dapat menutupi tuba eustachii.Infeksi telinga tengah walau jarang dapat berlanjut menjadi mastoiditis atau ke saraf pusat (meningitis).
Penyebaran infeksi. Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah dapat menyebabkan radang saluran napas bagian bawah seperti laryngitis, trakeitis, bronchitis, dan bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi jauh misalnya,terjadi meningitis purulenta.

II.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Common Cold
A.    Pengkajian
1.   Data Subyektif
a.    Identitas   :
-          Common cold merupakan penyakit tropis yang insiden tinggi pada usia anak terutama padabayi yang masih muda dengan usia 0-6 bulan.
-          Penyakit ini terutama mengenai pada masyarakat dengan social ekonomi rendah.
-          Pendidikan kurang dan hygiene sanitasi kurang
-          Common cold biasanya juga muncul pada saat pergantian musim
b.   Riwayat kesehatan :
1)      Keluhan utama:
-          Pilek dengan ingus encer, jernih disertai dengan bersin
-          Panas
-          Batuk ringan
-          Conjungtiva merah dan mata berair
2)   RiwayatPenyakitSekarang
-          Pilek dengan ingus jernih dan encer diawali dengan bersin, berlanjut pada batuk ringan tanpa dahak disertai dengan panas diikuti dengan hyperemia pada conjungtiva dan mata berair. Keadaan menurun, pucat, lesu, rewel, nafsu makan menurun
3)   Riwayat Penyakit Lalu
1)      Faktor resiko antara lain :
-          ISPA
-          Infeksi menahun / kronis
-          Demam
-          Malnutrisi


4)   Riwayat penyakit keluarga
Common cold adalah penyakit menular yang bersifat endemic (mewabah) dan biasanya didapat anak-anak dari orang dewasa.
5)   Riwayat imunisasi
Ditanyakan untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah diberikan dan penting mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
6)   Pertumbuhan / Perkembangan
Malnutrisi pada anak merupakan terhadap kejadian common cold, influenza dan ISPA yang perlu dikaji.

c.    Pola aktivitas sehari-hari
1)      Nutrisi         :
Pada common cold ditemukan riwayat kebiasaan konsumsi makanan instant/ snack seperti :chiki, permen, dll. Dari makanan tersebut dapat menyebabkan mual, muntahsampai anoreksia.
2)      Aktifitas     : 
Pada common cold anak lemas dan malas beraktivitas
3)      Istirahat      : 
Terjadi sumbatan napas yang menyebabkan napas pendek, dangkal dan cepat sehingga istirahat malam terganggu.

2.      Data Obyektif
a.       Pemeriksaan Umum :
TTV  :
-          Nadi :  
Untuk mengetahui kenormalan  Nadi 70 – 100 x/mat jika lebih dari normal menunjukkan adanya kelainan.
-          Suhu :  
Pertanda sehat suhu tubuh 36,5-37,50 C, Pertanda buruk suhu lebih dari normal.

-          Pernapasan:  
Untuk mengetahui pernapasan normal 20 –30 x/mat bila pernapasan lebih dari normal berarti ada kelainan
-          Tekanan Darah :  jarang dilakukan pemeriksaan.
b.      Antopomemetri   :
-  Berat badan:  
Merupakan indicator yang terbaik untuk keadaan gizi dan pertumbuhan serta perkembangan anak dan kesehatan, menyadari keadaan kesehatan missal pengelola nutrisi dan dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan ( Soetjiningsih  1995 : 38 ).
-          Tinggi Badan :
Merupakan indicator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat sebagai perbandingan terhadap pertumbuhan yang relatif ( Soetjiningsih   1998 : 39 )
-          Lingkar Kepala :
Dipakai untuk menafsir pertumbuhan otak ( Buku Ajar. 2002 : 59 )
c.       PemeriksaanFisik
Untuk meliahat bentuk tubuh perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota tubuh lainnya (lihat format pemeriksaan fisik anak) dengan memperhatikan apakah ada cedera dan kelainan untuk memperoleh kesan klinis tentang gejala / tanda dari Seborea pada bayi (soetjiningsih   1995 : 43).
B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.
2.      Gangguan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
3.      Hipertermi berhubungan dengan invasi bakteri
4.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
*) diagnosa prioritas :
ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret




C.     Rencana Keperawatan
a.       Diagnosa keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret
b.      Tujuan                          :
Bersihan jalan napas dapat teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari.
c.       Kriteria Hasil               :
-          RR normal ( 16-20x/mnt), N: 70 – 100 x/mnt
-          Irama napas regular
-          Bebas dari suara tambahan

Intervensi
Rasional
1.      Pemberian HE (health education) kepada keluarga pasien:
-          anak perlu diberi banyak jus buah-buahan dan cairan.

Mengurangi kekeringan pada mulut dan tenggorokan akibat napas yang  menggunakan mulut
-          Air garam steril bisa diberikan sebagai tetes hidung, agar
ingus menjadi encer dan tidak lagi menyumbat jalan napas.
-          Menghirup uap air panas
meringankan keluhan flu pada anak.
-          bila anak tak dapat tidur di malam hari, orangtua dapat memberikan tetes hidung (breathy).
-          menghirup uap panas dapat Berikan minum lebih banyak, istirahat cukup
-          Anjurkan anak minum banyak cairan, terutama yang hangat. Sup hangat atau sari buah dapat diberikan. Perbanyak
-          menghilangkan gejala hidung tersumbat dan membantu menghilangkan gejala hidung tersumbatdan mempermudah pengeluaran lendir\
-          mengencerkan lendir di tenggorokannya.
-          Meningkatkan imunitas tubuh



2.      Observasi TTV (N, S, RR)


Mengetahui perkembangan kondisi pasien

3.      Pemberian terapi clapping

Memudahkan pengeluaran secret
4.      Kolaborasi dengan team medis pemberian obat:
-          Expectorant
-          Anti biotic
-          Mukolitik  (Combiven)
dengan pemasangan nebulaizer pada anak

-          Memudahkan menghancurkan dan mengeluarkan secret dan
-          Meningkatkan imunitas tubuh
-          mengevaluasi perbaikan kondisi pasien terhadap pengembangan parunya

D.    Implementasi
Didasarkan pada diagnose yang muncul baik secara actual, resiko, atau pdilakukan otensial. Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai.
E.     Evaluasi
Disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan mencapai criteria hasil. Sehingga dapat diputuskan apakah intervensi dapat dilanjutkan atau dihentikan atau diganti jika tindakan yang dilakukan tidak berhasil.











BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Batuk pilek (common cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai orang dewasa tetapi berbeda karakteristiknya.Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung berlagsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinusparanasal,telinga tengah,dan nasofaring disertai dengan demam yang tinggi.Sedangkan pada orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam yang tinggi.

III.2 SARAN
Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk mencari ilmu untuk masa depan yang cemerlang.



















DAFTAR PUSTAKA

1.      Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
2.             R. Aden. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain pada Anak. Yogyakarta: Hangar Kreator.
3.      Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika

1 komentar:

  1. Am Richard, I am here to testify about a great herbalist  man who cured my wife of breast cancer. His name is Dr Imoloa. My wife went through this pain for 3 years, i almost spent all i had, until i saw some testimonies online on how Dr. Imoloa cure them from their diseases, immediately i contacted him through. then he told me the necessary things to do before he will send  the herbal medicine. Wish he did through DHL courier service, And he instructed us on how to apply or drink the medicine for good two weeks. and to greatest surprise before the upper third week my wife was relief from all the pains, Believe me, that was how my wife was cured from breast cancer by this great man. He also have powerful herbal medicine to cure diseases like: Alzheimer's disease, parkinson's disease, vaginal cancer, epilepsy Anxiety Disorders, Autoimmune Disease, Back Pain, Back Sprain, Bipolar Disorder, Brain Tumor, Malignant, Bruxism, Bulimia, Cervical Disc Disease, Cardiovascular Disease, Neoplasms , chronic respiratory disease, mental and behavioral disorder, Cystic Fibrosis, Hypertension, Diabetes, Asthma, Autoimmune inflammatory media arthritis ed. chronic kidney disease, inflammatory joint disease, impotence, alcohol spectrum feta, dysthymic disorder, eczema, tuberculosis, chronic fatigue syndrome, constipation, inflammatory bowel disease, lupus disease, mouth ulcer, mouth cancer, body pain, fever, hepatitis ABC, syphilis, diarrhea, HIV / AIDS, Huntington's disease, back acne, chronic kidney failure, addison's disease, chronic pain, Crohn's pain, cystic fibrosis, fibromyalgia, inflammatory Bowel disease, fungal nail disease, Lyme disease, Celia disease, Lymphoma, Major depression, Malignant melanoma, Mania, Melorheostosis, Meniere's disease, Mucopolysaccharidosis, Multiple sclerosis, Muscular dystrophy, Rheumatoid arthritis. You can reach him Email Via drimolaherbalmademedicine@gmail.com / whatsapp +2347081986098    Website/ www.drimolaherbalmademedicine.wordpress.com

    BalasHapus