BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Cuaca yang tidak menentu di jaman sekarang ini. Siang
hari yang terasa sangat terik akan berubah mendung di sore hari yang kemudian
berlanjut hujan lebat. Kondisi ini memungkinkan daya tubuh kita menurun.
Akibatnya, penyakit akan mudah datang. Salah satu yang kerap dialami pada saat
seperti ini adalah flu.
Influenza
atau biasa disebut flu merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam,
mengigigl, batuk, rasa sakit pada tubuh, sakit kepalah, dan terkadang sakit telinga
atau permasalahan sinus. Flu disebabkan oleh virus. Virus sendiri merupakan mikroorganisme
yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
Bagi
kebanyakan orang, flu dianggap hal biasa dan akan sembuh dengan sendirinya dalam
1 atau 2 minggu. Namun bagi sebagian orang, flu dapat membuat mereka sangat menderita.
Mereka yang diksuda dalah bayi dan anak di bawah usia 5 tahun, orang tua lebih
dari 50 tahun, serta orang dewasa dan anak yang memiliki masalah kesehatan seperti
diabetes dan asma.
Oleh
sebab itu dalam makalah ini kami akan menggali lebih dalam mengenai common cold
pada anak.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Laporan
pendahuluan pada perikarditis ?
2.
Asuhan
Keperawatan pada perikarditis ?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1.
untuk
memahami bagaimana laporan pendahuluan pada peritonitis ?
2.
untuk
memahami asuhan keperawatan pada kasus peritonitis ?
I.4 MANFAAT PENULISAN
Dengan
adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat
asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekrasan serta mampu
mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 Laporan pendahuluan common
cold
A.
Definisi
Flu pada Anak
Batuk pilek ( Common Cold )
adalah Infeksi Primer Nasoparing dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak(
Ngastiyah, Perawatan anak sakit : 12 ). Pada bayi dan anak penyakit ini
cenderung lebih berat karena infeksi mencakup daerah Sinus Paranasol, telinga
tengah dan nasopharing disertai demam yang intermitten.
Batuk
pilek merupakan penyakit saluran pernapasan yang paling sering mengenai bayi
dan anak.Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah tertular,karena perawat
yang sedang batuk pilek tidak diperkenankan bekerja di ruangan bayi walaupun ia
memakai masker,karena virus dapat menembusnya. Penularan juga masih tetap
terjadi karena seseorang yang pilek akan sering memegang hidungnya karena rasa
gatal atau membuang ingusnya,jika tidak segera cuci tangan ia menjadi sumber
penularan. ( R. Aden, 2010).
Batuk
pilek (common cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering
mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai orang dewasa
tetapi berbeda karakteristiknya.Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung
berlagsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinusparanasal,telinga
tengah,dan nasofaring disertai dengan demam yang tinggi.Sedangkan pada orang
dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam yang tinggi.
B. Etiologi
Penyebab
penyakit ini adalah virus masa menular beberapa jam sebelum gejala timbul satu sampai dua hari sesudah gejala hilang
komplikasi timbul akibat invasi sekunder bakteri pathogen seperti,pneumokokus,
streptokokus, haemophilus influenzae atau stafilokokus.
Masa tunasnya
adalah 1-2 hari dengan factor predisposisi kelelahan,gizi buruk,anemia,dan
kedinginan.Pada umumnya penyakit terjadi pada waktu bergantian musim.
C. Klasifikasi commond
cold
Commond cold
mempunyai gejala seperti pilek, batuk sedikit dan kadang – kadang bersin.
Keluar secret yang cair dan jernih dari hidung bila terjadi infeksi sekunder
ole kokus secret menjadi kental dan purulen.Sekret ini sangat mengganggu bayi
sumbatan hidung menyebabkan anak bernapas dari mulut dan mengakibatkannya gelisah.
Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapatkan keluhan nyeri
otot,pusing,dan anoreksia. Sumbatan hidung (kongesti)disertai selaput lendir
tenggorok yag kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah.
Pada stadium prodromal
yang berlangsung beberapa jam, didapatkan rasa panas, kering dan gatal di dalam
hidung. Kemudian akan timbul bersin berulang-ulang, hidung tersumbat dan ingus
encer, yang biasanya disertai dengan demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa
hidung tampak merah dan membengkak.Sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas
melalui mulut dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar
kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan anoreksia. Kongesti
hidung disertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri.
Stadium pertama biasanya
terbatas tiga hingga lima hari. Secret hidung mula-mula encer dan banyak,
kemudian menjadi mukoid, lebih kental dan lengket. Penyakit dapat berakhir di
titik ini. Namun pada kebanyakan pasien, penyakitnya berlanjut ke stadium
invasi bakteri sekunder dicirikan oleh suatu rinore purulen, demam dan sering
kali sakit tenggorokan. Mukosa yang merah, bengkak dan ditutupi secret mudah
diamati intranasal. Sensasi kecap dan bau berkurang. Mengendus dan
menghembuskan napas secara berulang menyebabkan kemerahan lubang hidung dan
bibir atas. Stadium ini dapat berlangsung hingga dua minggu, sesudahnya pasien
akan sembuh tanpa menemui dokter. Dokter biasanya hanya dihubungi bilamana
terjadi komplikasi lanjut seperti pneumonia, laryngitis, infeksi telinga tengah
atau sinusitis purulen.
D. Manifestasi Klinis
Gejala common cold biasanya adalah
pilek, hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan dan demam (flu like
illness). Anak dengancommon cold biasanya disertai hidung meler
atau tersumbat dan bersin-bersin. Setelah 3-5 hari sebagian besar gejala akan
menghilang dengan segera dan demam biasanya mereda, meskipun kadang demam
berlangsung sampai 5 hari. Penyakit flu umumnya akan sembuh sendiri setelah 3-5
hari, tentu jika dibarengi dengan istirahat dan asupan nutrisi yang cukup.
Penyakit ini sangat
menular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidak adanya kekebalan atau
menurunnya daya tahan tubuh (kedinginan, kelelahan, adanya penyakit menahun, dan
sebagainya. Faktor predisposisi yang mungkin adalah kelelahan, gizi
buruk, anemia dan kedinginan, walaupun umur bukan faktor yang menentukan daya
rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai pada anak kecil.
Penyakit ini lebih sering diderita pada pergantian musim.
Demam
diidentikkan dengan penyakit, sehingga saat demam berhasil diturunkan, orangtua
merasa lega karena menganggap penyakit akan segera pergi bersama turunnya panas
badan. Keinginan untuk menenangkan kegelisahan orang tua inilah yang terkadang
“memaksa” dokter memberikan obat penurun panas walaupun sebenarnya mungkin
tidak perlu.
Pada
kenyataannya, demam merupakan reaksi alamiah tubuh terhadap adanya infeksi.
Sehingga ketika seorang anak mengalami infeksi, keberadaan demam semestinya
disyukuri, bukan ditakuti karena ini merupakan sinyal bahwa mekanisme
pertahanan tubuh sedang bekerja untuk melawan penyakit. Artinya, menurunkan
suhu tubuh ketika anak demam justru akan melemahkan sistem pertahanan tubuhnya.
Demam memang tidak hanya dapat disebabkan oleh infeksi, bisa saja terjadi
karena pencetus lain seperti reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi, dan
lain sebagainya. Tetapi pada anak umumnya demam terjadi karena suatu infeksi
kuman, entah itu virus maupun bakteri.
E.
Patofisiologi
Terjadi
pembengkakan pada submukosa hidung yang disertai vasodilatasi pembuluh
darah.Terdapat infiltrasi leukosit,mula-mula sel mononukleus kemudian yang juga
polimorfonukleus.Sel epitel supervisial banyak yang lepas dan regenerasi epitel
sel baru terjadi setelah lewat stadium akut.
Virus invasi Sekunder
masuk melalui droplet
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
|
ketidakefektifan bersihan jalan napas
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
|
F. Serangan Flu
Penyebaran flu yang
disebabkan oleh berbagai virus terutama melalui infeksi droplets dan bukan
karena tertelan. Jadi, infeksi pernapasan secara teoritik dapat dikendalikan
dengan isolasi. Namun, masyarakat umum tidak terkesan dengan “flu” sehingga
tidak mungkin melarang penderita flu pergi ke sekolah, ke tempat kerja, atau
berkumpul dengan banyak orang. Kerentanan terhadap flu sangat bervariasi antar
individu. Ada beberapa petunjuk bahwa anak hingga usia lima tahun bersifat
lebih rentan. Keadaan seperti paparan udara lembab atau angin dingin dan
kelemahan yang sering kali disebut-sebut mempermudah perkembangan gejala flu.
Virus flu ada di
dalam percikan yang keluar dari mulut dan hidung yang terinfeksi ketika orang
tersebut bersin, batuk, atau bahkan tertawa. Anda dapat terkena flu dari
seseorang yang terinfeksi dengan hanya menghirup percikan kecil tersebut. Anda
juga dapat terkena flu ketika percikan tersebut ada di tangan anda dan kemudian
anda menyentuh mulut atau hidung anda. Maka ingatlah untuk selalu menutup mulut
ketika anda bersin untuk mengurangi kemungkinan menulari orang lain.
Flu biasanya
menular melalui batuk atau bersin dan melalui kontak langsung. Virus flu masuk
melalui mulut, hidung tau bahkan dengan adanya bersalaman dengan orang yang
menderita flu. Flu juga dapat menyebar melalui penggunaan barang secara
bersama-sama , misalnya telepon atau peralatan makan dan minum.Flu dapat
disertai gejalah seperti batuk, demam ringan, sakit kepalah, nyeri telinga,
rasa lelah, mata merah dan bagi anak-anak yang semestinya masih aktif bermain
dan bersekolah.
G. Masalah Keperawatan
Masalah
dalam perawatan pasien dengan batuk pilek adalah gangguan rasa aman dan nyaman
, resiko terjadi komplikasi ,gangguan suhu butuh, kurang pengetahuan orang tua
mengenai penyakit.
1.
Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan
ini akibat batuk dan pilek sering melelahkan dan mengganggu istirahat pasien ,
apalagi bila di sertai muntah atau diare serta suhu yang tinggi. Pemberian obat
gosok dapat membuat bayi merasa hangat. Untuk menggurangi hidung yang
tersumbat, bayi di baringkan tengkurap dengan kepala bayi miring dan 1 lobang
hidungnya masih terbuka.pemberian obat tetes hidung mungkin menolong
pernapasannya namun hanya untuk sementara.( bila tidak ada obat tetes hidung
secara tradisional dapat di gunakan kapas yang di tetesi minyak kayu putih yang
di gantungkan di depan hidung bayi atau dipenitikan pada baju).
Untuk
mengurangi batuk dapat di berikan obat batuk sebelum tidur malam, bila waktu
tidur sering batuk berikan minum hangat dan bila perlu ekstra obat batuknya.
2. Risiko
terjadi komplikasi
Berbagai
komplikasi di atas menyebabkan penyakit batuk pilek yang relative ringan
akhirnya berkembang menjadi penyakit yang amat berat. Bila anak sudah mendapat
obat supaya di berikan yang benar jika misalnya obat dimuntahkan beberapa saat
kemudian harus di ulang diberikan lagi.
Agar
obat dapat diminum (jika selalu dimuntahkan) caranya obat di encerkan dengan
1-2 sendok the dengan the manis, sirop atau madu kemudian diberikan sedikit
demi sedikit . dengan cara ini berarti obat dan tidak di berikan sekaligus ,
biasanya berhasil. Sambil member obat ajaklah anak bayi berbicara mengenai hal
yang menyenangkan atau merangsang tertawa.
3. Gangguan
suhu tubuh
Komplikasi
oleh invasi bakteri yang biasanya sering menyebabkan suhu tubuh meningkat,
kadang-kadang menyebabkan terjadinya kejang-demam. Penurunan suhu hanya dapat
diatasi dengan obat antibiotika yang tepat. Lihat pada uraian tentang
hiperpireksia.
4. Kurang
pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Pada
umumnya orang tua menganggap bahwa penyakit batuk pilek tidak membahayakan
karena penyakit ini dapat mengenai anak berulang kali . tetapi mereka tidak
mengerti bahwa penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit yang berat jika
tidak di obati terutama pada saat daya tahan tubuh anak menurun (berikan contoh
beberapa penyakit sebagai akibat batuk pilek yang tidak mendapatkan pengobatan
yang benar). Oleh karena itu, orang tua perlu diberi penjekasan jika anak sudah
batukpilek lebih dari 2 hari belum sembuh apalagi sudah diobati sendiri supaya
dibawa berobat ke fasilitas kesehatan,terutama untuk bayi.
Selain
penyuluhan tentang penyakit batuk pilek juga petunjuk agar bayi tidak mudah
mendapat penyakit tersebut harus selalu mempertahankan kesehatan anak dengan
memberikan makanan yang bergizi,hidup secar sehat.Khusus pada bayi,jika ada
anaka lain atau orang tua batuk pilek agar bayi tidak terjadi kontak dengan
pasien tersebut,dan yang sakit agar berobat dan tidak mendekati bayi.Berikan petunjuk
cara member obat.
H. Pencegahan
Sebagai
orang tua yang peduli pada anak, ingatkan anak anda untuk tidak berbagi barang
pribadi dengan siapapun, apalagi jika sedang banyak temannya yang terkena flu
baik itu di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Antibodi yang terbentuk pada saat seseorang terserang
pilek akan menurun setelah beberapa waktu dan virus penyebab pilek jumlahnya
sangat banyak, karena itu orang terus terserang pilek dari waktu ke waktu di
sepanjang hidupnya.
Tindakan pencegahan yang paling baik adalah
menjaga kebersihan. Banyak virus common cold yang ditularkan melalui kontak
dengan ludah yang terinfeksi, karena itu untuk mengurangi penularan sebaiknya
sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta membersihkan
permukaan barang-barang.Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum
terbukti bisa mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang
dikeluarkan oleh seorang penderita.
Jika
sudah terserang flu, untuk dapat menyembuhkannya, hal penting yang berperan tak
lain adalah sistem imun atau daya tahan tubuh. Disarankan untuk Banyak
beristirahat agar kondisi daya tahan tubuh pulih. Usahakan agar anak tidur
cukup. Buatlah agar anak merasa nyaman,dengan mendengarkan musik,menonton film
atau membaca buku.Bila anak demam dengan suhu >38,5°C, berikan obat penurun
panas. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum memberikan
asetaminofen atau ibuprofen sebagai obat penurun panas. Jangan
memberikanaspirin kepada anak karena dapat menimbulkan sindrom Reye.Ingus yang
keluar saat flu merupakan mekanisme tubuh
untuk melawan virus yang telah berkembangbiak di rongga hidung dan
sekitarnya.
I.
Penatalaksanaan
1. Terapi
American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan, tidak
ada obat untuk kasus ini. Antibiotik tidak boleh diberikan karena tidak akan
berefek apapun. Perhatian dan kasih sayang dari orang tua lah yang merupakan
obat terbaik. Sehingga AAP menganjurkan agar orang tua cukup menciptakan
kondisi yang paling nyaman bagi anak.
a. Hidung mampet yang biasanya diderita anak akan
menyebabkan anak bernafas lewat mulut. Akibatnya mulut dan tenggorokan anak
menjadi kering. Untuk itu anak perlu diberi banyak jus buah-buahan dan cairan.
b. Air garam steril bisa diberikan sebagai tetes hidung,
agar ingus menjadi encer dan tidak lagi menyumbat jalan napas.
c. Menghirup uap air panas untuk meringankan keluhan flu
pada anak. Cara lainnya, bila anak tak dapat tidur di malam hari karena hidung
tersumbat, orangtua dapat memberikan tetes hidung (breathy).Terapi
dengan cara menghirup uap panas dapat menghilangkan gejala hidung tersumbat dan
membantu menghilangkan gejala hidung tersumbatdan mempermudah pengeluaran
lendir
d. Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir
di tenggorokannya.Buat anak minum banyak cairan,terutama
yang hangat. Sup hangat atau sari buah dapat diberikan. Perbanyak juga konsumsi
airputih.
e. Istirahat
cukup
Anak yang terserang flu sebaiknya istirahat dirumah.
Demam,batuk dan ingus yang banyak keluar akan membuat anak merasa tidak
nyaman.Segera konsultasikan ke dokter jika flu menyerang bayi kurang dari 3
bulan; demam berkepanjangan ; batuk disertai muntah; batuk berdahak; anak
menjadi rewel; kesadaran menurun; atau anak mengalami sesak nafas.
2. Medik
Berikan obat batuk yang bersifat
mengencerkan dahak, misalnya bisolvon atau mucopect atau vectrin. Hindari obat
batuk yang bersifat menekan batuk karena menghambat lendir yang akan
keluar.Bila demam anak tak kunjung turun setelah lebih dari 3 hari (72 jam),
orangtua perlu mengunjungi dokter. Selain itu bila terdapat gejala sesak napas,
kuku dan bibir tampak biru, anak menjadi luar biasa rewel atau sangat mengantuk
hingga tak bisa dibangunkan, segera bawa anak ke dokter.
Untuk batuk pilek tanpa komplikasi
diberikan pengobatan simtomatis, misalnya ekspektoransia untuk mengatasi batuk,
sedative untuk menenangkan pasien, dan antipiretik untuk menurunkan demam.
Obstrusi hidung pada bayi sangat sukar diobati. Pengisapan lender hidung tidak
efektif dan sering menimbulkan bahaya.
Cara yang paling mudah untuk
mengeluarkan secret adalah dengan membaringkan bayi tengkurap.Pada anak besar
dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1%. Bila ada infeksi sekunder
hendaknya di berikan antibiotic. Batuk yang produktif(pada bronchitis dan
trakeitis) tidak boleh diberikan antitusif, misalnya kodein,karena menyebabkan
depresi pusat batuk dan pusat muntah, penumpukan secret sehingga dapat
menyebabkan bronkopneumonia. Selain pengobatan tersebut,pada sinusitis terutama
yang kronik dapat diberikan pengobatan dengan penyinaran.
3.
Vaksin
Siapapun
yang memiliki resiko terkena flu perlu mendapatkan vaksin flu. Saat inipara
ahli berkata bahwa anak usia 6 bulan sampai 18 tahun perlu mendapatkan vaksin
flu. Hal ini penting, terutama bagi anak yang memiliki penyakit hati dan
jantung termasuk asma; penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, anemia, atau
permasalahan sistem kekebalan tubuh termasuk HIV/AIDS.
Vaksin
flu umumnya diberikan pada sebelum musim flu dimulai (november – april). Vaksin
flu akan melindungi anda dari terjadinya flu. Kalaupun anda terkena flu anda
hanya akan mengalami gejala ringandan
sembuh lebih cepat. Anda perlu mendapatkan vaksin flu setiap tahun karena virus
flu brubah setiap tahunnya dan vaksin khusus dibuat untuk melawan virus yang
akan menjadi masalah kesehatan di tahun tersebut.
J. Komplikasi
Penyakit
ini sebenarnya merupakan self limited disease , yang sembuh sendiri 5-6 hari
jika tidak terjadi invasi kuman lain. Komplikasi yang dapat terjadi adalah
sinusitis paranasal,penutupan tuba eustachii dan penyebarn infeksi.Sinusiris
paranasal.komplikasi ini hanya terdapat pada anak besar , karena pada bayi dan
anak kecil sinusparanasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih berat,nyeri kepala
bertambah,rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontalis dan
maksilaris.Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan
transiluminasi pada anak besar.
Proses
sinusitis sering menjadi kronik denga gejakla malaise, cepat lelah, sukar
berkonsentrasi (pada anak besar).Kadang-kadang disertai sumbatan hidung,nyeri
kepala hilang timbul,bersin yang terus menerus disertai secret purulen dapat
unilateral maupun bilateral.Bila didapatkan pernapasan mulut yang menetap dan
rangsang faring yang menetap yang jelas perlu di pikirkan terjadinya komplikasi
sinusitis.Sinusitis paranasal dapat di obati dengan memberikan antibiotic.
Penutupan
tuba eustachii. Tuba eustachii yang buntu member gejala tuli dan infeksi dapat
menembus langsung ke daerah telinga tengah dan
menyebabkan otitis media akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi
dapat disertai suhu badan yang tinggi (hiperpireksia), kadang menyebabkan
kejang demam. Anak sangat gelisah, terlihat nyeli apabila kepala di goyangkan
atau memegang telinganya yang nyeri ( pada bayi dapat juga di ketahui dengan
cara menekan telinganya dan bayi biasanya mengis keras).
Kadang-kadang
hanya di temui gejala demam, gelisah, juga di sertai muntah atau diare. Karena
banyi yang menderita batuk pilek sering menderita infeksi pada telinga tengah
sehingga dapat menyebabkan terjadinya OMA dan sering menyebabkan kejang demam,
maka bayi perlu di konsul ke bagian THT. Biasanya bayi di lakukan parasintesis
jika setelah 48-72 jam di berikan antibiotic keadaan tidak membaik.Parasentesis
(penusukan selaput telinga) dimaksudkan untuk mencegah membrane timpani pecah
sendiri dan terjadi otitis media perforate (OMP).
Faktor penyebab OMA yang sering
dijumpai pada bayi dan anak adalah :
-
Tuba eustachii pendek,lebar dan lurus hingga
merintangi penyaluran secret.
-
Posisi bayi anak yang selalu telentang
selain memudahkan perembesan infeksi juga merintangi penyaluran secret.
-
Hepertropi kelenjar limfoid nasofaring
akibat infeksi saluran napas atas atau akibat alergi dapat menutupi tuba
eustachii.Infeksi telinga tengah walau jarang dapat berlanjut menjadi
mastoiditis atau ke saraf pusat (meningitis).
Penyebaran
infeksi. Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah dapat
menyebabkan radang saluran napas bagian bawah seperti laryngitis, trakeitis,
bronchitis, dan bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi jauh
misalnya,terjadi meningitis purulenta.
II.2
Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Common Cold
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Identitas :
-
Common cold merupakan
penyakit tropis yang insiden tinggi pada usia anak terutama padabayi yang masih
muda dengan usia 0-6 bulan.
-
Penyakit ini terutama
mengenai pada masyarakat dengan social ekonomi rendah.
-
Pendidikan kurang dan
hygiene sanitasi kurang
-
Common cold biasanya juga
muncul pada saat pergantian musim
b. Riwayat kesehatan :
1) Keluhan utama:
-
Pilek dengan ingus encer,
jernih disertai dengan bersin
-
Panas
-
Batuk ringan
-
Conjungtiva merah dan
mata berair
2) RiwayatPenyakitSekarang
-
Pilek dengan ingus jernih
dan encer diawali dengan bersin, berlanjut pada batuk ringan tanpa dahak disertai
dengan panas diikuti dengan hyperemia pada conjungtiva dan mata berair. Keadaan
menurun, pucat, lesu, rewel, nafsu makan menurun
3) Riwayat Penyakit Lalu
1) Faktor resiko antara lain :
-
ISPA
-
Infeksi menahun /
kronis
-
Demam
-
Malnutrisi
4) Riwayat penyakit keluarga
Common
cold adalah penyakit menular yang bersifat endemic (mewabah) dan biasanya didapat
anak-anak dari orang dewasa.
5) Riwayat imunisasi
Ditanyakan
untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah diberikan dan penting
mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi.
6) Pertumbuhan / Perkembangan
Malnutrisi
pada anak merupakan terhadap kejadian common cold, influenza dan ISPA yang
perlu dikaji.
c. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi :
Pada
common cold ditemukan riwayat kebiasaan konsumsi makanan instant/ snack seperti
:chiki, permen, dll. Dari makanan tersebut dapat menyebabkan mual, muntahsampai
anoreksia.
2) Aktifitas :
Pada
common cold anak lemas dan malas beraktivitas
3) Istirahat :
Terjadi
sumbatan napas yang menyebabkan napas pendek, dangkal dan cepat sehingga istirahat
malam terganggu.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum :
TTV :
-
Nadi :
Untuk
mengetahui kenormalan Nadi 70 – 100 x/mat
jika lebih dari normal menunjukkan adanya kelainan.
-
Suhu :
Pertanda sehat suhu tubuh 36,5-37,50 C, Pertanda buruk suhu lebih dari
normal.
-
Pernapasan:
Untuk mengetahui pernapasan normal 20 –30 x/mat bila
pernapasan lebih dari normal berarti ada kelainan
-
Tekanan Darah : jarang dilakukan pemeriksaan.
b. Antopomemetri :
- Berat
badan:
Merupakan indicator yang terbaik untuk keadaan gizi
dan pertumbuhan serta perkembangan anak dan kesehatan, menyadari keadaan
kesehatan missal pengelola nutrisi dan dasar perhitungan dosis obat dan makanan
yang perlu diberikan ( Soetjiningsih 1995 : 38 ).
-
Tinggi Badan :
Merupakan indicator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat sebagai perbandingan terhadap pertumbuhan
yang relatif ( Soetjiningsih 1998 : 39 )
-
Lingkar Kepala :
Dipakai untuk menafsir pertumbuhan otak ( Buku Ajar. 2002 : 59 )
c.
PemeriksaanFisik
Untuk
meliahat bentuk tubuh perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota tubuh lainnya
(lihat format pemeriksaan fisik anak) dengan memperhatikan apakah ada cedera dan
kelainan untuk memperoleh kesan klinis tentang gejala / tanda dari Seborea pada
bayi (soetjiningsih 1995 : 43).
B.
Diagnosa Keperawatan
1.
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.
2.
Gangguan pola napas
berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
3.
Hipertermi
berhubungan dengan invasi bakteri
4.
Gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat
*)
diagnosa prioritas :
ketidakefektifan
bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret
C. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret
b. Tujuan :
Bersihan jalan napas
dapat teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari.
c. Kriteria Hasil :
-
RR normal ( 16-20x/mnt), N: 70
– 100 x/mnt
-
Irama napas regular
-
Bebas dari suara tambahan
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Pemberian HE (health education) kepada keluarga pasien:
-
anak perlu diberi banyak jus buah-buahan dan cairan.
|
Mengurangi kekeringan pada mulut dan tenggorokan akibat napas
yang menggunakan mulut
|
-
Air garam steril bisa diberikan sebagai tetes
hidung, agar
|
ingus menjadi encer dan tidak lagi menyumbat jalan napas.
|
-
Menghirup uap air panas
|
meringankan keluhan flu pada anak.
|
-
bila anak tak dapat tidur di malam hari, orangtua dapat memberikan tetes hidung (breathy).
-
menghirup uap panas dapat Berikan minum lebih banyak, istirahat cukup
-
Anjurkan anak minum banyak cairan,
terutama yang hangat. Sup
hangat atau sari buah dapat diberikan. Perbanyak
|
-
menghilangkan gejala hidung tersumbat dan membantu menghilangkan gejala
hidung tersumbatdan mempermudah pengeluaran lendir\
-
mengencerkan lendir di tenggorokannya.
-
Meningkatkan
imunitas tubuh
|
2.
Observasi TTV (N, S, RR)
|
Mengetahui perkembangan kondisi pasien
|
3.
Pemberian terapi
clapping
|
Memudahkan pengeluaran secret
|
4. Kolaborasi dengan team medis pemberian obat:
-
Expectorant
-
Anti biotic
-
Mukolitik (Combiven)
dengan pemasangan
nebulaizer pada anak
|
-
Memudahkan menghancurkan dan mengeluarkan secret dan
-
Meningkatkan imunitas tubuh
-
mengevaluasi perbaikan kondisi pasien terhadap pengembangan parunya
|
D. Implementasi
Didasarkan pada diagnose yang muncul baik secara
actual, resiko, atau pdilakukan otensial. Kemudian dilakukan tindakan
keperawatan yang sesuai.
E. Evaluasi
Disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana
keberhasilan mencapai criteria hasil. Sehingga dapat diputuskan apakah
intervensi dapat dilanjutkan atau dihentikan atau diganti jika tindakan yang
dilakukan tidak berhasil.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Batuk pilek
(common cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai
bayi dan anak. Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai orang dewasa tetapi
berbeda karakteristiknya.Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung berlagsung
lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinusparanasal,telinga tengah,dan
nasofaring disertai dengan demam yang tinggi.Sedangkan pada orang dewasa hanya
terbatas dan tidak menimbulkan demam yang tinggi.
III.2 SARAN
Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk mencari ilmu untuk
masa depan yang cemerlang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ngastiyah.
1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
2. R. Aden. 2010. Seputar Penyakit dan
Gangguan Lain pada Anak. Yogyakarta: Hangar Kreator.
3. Sudarti.
2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika
Am Richard, I am here to testify about a great herbalist man who cured my wife of breast cancer. His name is Dr Imoloa. My wife went through this pain for 3 years, i almost spent all i had, until i saw some testimonies online on how Dr. Imoloa cure them from their diseases, immediately i contacted him through. then he told me the necessary things to do before he will send the herbal medicine. Wish he did through DHL courier service, And he instructed us on how to apply or drink the medicine for good two weeks. and to greatest surprise before the upper third week my wife was relief from all the pains, Believe me, that was how my wife was cured from breast cancer by this great man. He also have powerful herbal medicine to cure diseases like: Alzheimer's disease, parkinson's disease, vaginal cancer, epilepsy Anxiety Disorders, Autoimmune Disease, Back Pain, Back Sprain, Bipolar Disorder, Brain Tumor, Malignant, Bruxism, Bulimia, Cervical Disc Disease, Cardiovascular Disease, Neoplasms , chronic respiratory disease, mental and behavioral disorder, Cystic Fibrosis, Hypertension, Diabetes, Asthma, Autoimmune inflammatory media arthritis ed. chronic kidney disease, inflammatory joint disease, impotence, alcohol spectrum feta, dysthymic disorder, eczema, tuberculosis, chronic fatigue syndrome, constipation, inflammatory bowel disease, lupus disease, mouth ulcer, mouth cancer, body pain, fever, hepatitis ABC, syphilis, diarrhea, HIV / AIDS, Huntington's disease, back acne, chronic kidney failure, addison's disease, chronic pain, Crohn's pain, cystic fibrosis, fibromyalgia, inflammatory Bowel disease, fungal nail disease, Lyme disease, Celia disease, Lymphoma, Major depression, Malignant melanoma, Mania, Melorheostosis, Meniere's disease, Mucopolysaccharidosis, Multiple sclerosis, Muscular dystrophy, Rheumatoid arthritis. You can reach him Email Via drimolaherbalmademedicine@gmail.com / whatsapp +2347081986098 Website/ www.drimolaherbalmademedicine.wordpress.com
BalasHapus