BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri
dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari
bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita
(dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah
luar yang merupakan selaput pembungkkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
parietal dan viseral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga
agar pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap
jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan
yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah
untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai
kelainan hemodinamika, radang, neoplasi, dan bawaan. Penyakit perikardium
dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi perikardium), radang (yaitu
perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun di tubuh
contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik.
Tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang
yang mengenai lapisan perikardium viseratis dan atau parietalis.ditemukan
banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik
(viral), infark miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan
menjelaskan tentang perikarditis beserta asuhan keperawatannya dan
diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk
lebih memahami tentang masalah perikarditis.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
laporan
pendahuluan pada perikarditis ?
2.
asuhan
Keperawatan pada perikarditis ?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1.
untuk
memahami bagaimana laporan pendahuluan pada perikarditis ?
2.
untuk
memahami asuhan keperawatan pada kasus perikarditis ?
I.4 MANFAAT PENULISAN
Dengan
adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat asuhan
keperawatan pada klien dengan perilaku kekrasan serta mampu
mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Konsep perikarditis
A.
Definisi
Perikarditis
adalah inflamasi kantong perikardium yang berisi cairan dan menggiling jantung.
Perikarditis dapat terjadi akibat berbagai jenis trauma jantung, termasuk
infark miokard, trauma tumpul atau tembus ke dada, infeksi, atau neoplasma.
Penyakit ginjal, demam reumatik, dan penyakit sistematik lainya juga dapat
menyebabkan perikarditis.
Pada
trauma, penyakit atau infeksi, inflamasi jaringan perikardium menyebabkan
penimbunan cairan di ruang interstisial. Eksudat ini dapat bersifat purulen
jika terinfeksi bakteri. Perikarditis akut biasanya menghilang sendiri dalam 2
sampai 6 minggu. Perikarditis kronis biasanya berkaitan dengan gejala penyakit
jantung atau inflamasi sistematik. (Elizabeth, 2009).
Peradangan pada perikardium (perikarditis) dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri , virus, atau jamur. Perikarditis juga dapat timbul sebagai
komplikasi dari penyasistemis, seperti atritis reumatoid lupus eritomatosus,
uremia, infeksi miokardium, atu trauma.
Perikarditis adalah peradangan pada viseral, parietal perikardium
atau keduanya. Pada perikarditum dan keduanya. Pada perikarditis eksudatis terdapat
cairan yang bercampur nanah(purulen) dalam celah perikardium. Apabila cairan
ini cairan ini bertambah banyak akan timbul tampanode jantung., karena jantung
mengalami kompresi sehingga fungsi jantung sebagai pompa terganggu.
Pengembalian vena ke jantung dan kemampuan jantung untuk memompakan darah
arteria berkurang tamponado jantung yang tidak ditangani dapat mengakibatkan
syok dan kematian. (Baradiro Merry, dkk 2001)
Perikarditis
adalah semua proses baik primer maupun sekunder, akut maupun kronis yang
mengenai perikard. (RSU. DR. Soetomo, 1994).
B. Macam-macam perikarditis
Menurut (Baradiro Merry, dkk 2001), perikarditis dibagi menjadi 2
yakni:
1.
Perikarditis
Akut
Pada
perikarditis akut, tidak dapat dihindari terdapatnya eksudat fibrinosa pada permukaan perikardium yang
berhubungan dengan radang akut. Pada sebagian besar kasaus, terdapat eksudat
berupa cairan serosa dan mungkin ini menjadi pendarahan.virus penyebab yang
sering ditemukan ialah coxsackievirus A dan B, herpes simpleks dan ifluenza.
Perikarditis bakterialis berasal dari penyebaran langsung fokus intra
toraksikus atau infeksi aliran darah.
Tanda
– tanda klinis perikarditis akut meliputi :
-
Friction rub
perikardium disertai dengan nyeri prekordial yang menyerupai nteri serangan
infark miokardium.
-
Nyeri juga dapt
dirasakan pada bahu kiri yang menyebar ke leher sampai lengan kiri. Nyeri dapat
berkurang apabila pasien duduk dan bertambah apabila ia berbaring.
-
Temperatur
meningkat
-
Leukositosis
(sel darah putih 10.000-20.000/mm3).
-
EKG menunjukkan
bradikardia.
-
Pada sinar-X
toraks,tampak eksudatif perikardium.
Apabila
pengumpulan cairan ke dalam kantong perikardium terjadi perlahan, pasien
mungkin tidak merasakan nyeri. Kadang-kadang cairan yang terkumpul dapat
mencapai 1 liter
Penanganan
medis perikarditis akut
-
Pemberi
antibiotika
-
Suportif(mengurangi
rasa nyeri dan menurunkan temperatur dengan antipiretik)
-
Obat
anti-inflamasi (non-steroid) seperti Indomethacin.
-
Apabila
cairannya banyak, dilakukan perikardiosentesis.
2.
Perikarditis
Kronis
Trauma atau malignasi dapat menimbulkan fibrosis pada perikardium.
Perikardium yang fibrotik ini juga membuat kompresi pada jantung sehingga
fungsi jantung sebagai pompa terganggu. Pasien akan mengeluh cepat lelah, ada
dispnea, dan tanda – tanda kegagalan jantung kongestif. Pengangkatan
perikardium (perikardiektomi) dapat dilaksanakan.
Perikarditis
kronis merupakan bentuk penyakit jatingan ikat seperti reumatoid artritis, dan
tubekolosis. Pada sebagian besar kasus ditemukan penebalan jaringan fibrosa yng
nyata pada lapisan perikardium. Banyak penderita dengan riwayat infark miokard
sebelumnya, mempunyai daerah fibrosis perikardium, sebagai hasil perbaikan
perikarditis akut yang diderita sebelumnya. (J. C. FUnderwood. 2000)
Menurut (RSU. DR.
Soetomo, 1994), spektrum klinis dari perikarditis:
1. Perikarditis
akut
a. Keluhan
dan pemeriksaan fisik
Karakteristik adalah
nyeri dada yang bertambah hebat bila penderita inspirasi dalam atau berbaring.
Nyeri berkurang bila penderita duduk membungkuk ke depan. Sesak nafas sering
menyertai keluhan nyeri dada. Keluhan lain tergantung penyebab, antara lain
dapat didahului dengan panas badan, nyeri otot dan sendi-sendi. Khas adalah
bising gesek perikard yang umumnya trifasik, tetapi dapat juga bifasik atau
monofasik.
b. Hasil
pemeriksaan diagnostik:
-
EKG : Tidak spesifik dapat berupa ST
elevasi, gelombang T yang datar atau inversi, electrical alternans, low
voltage.
-
Foto Thorax : Tidak menunjang umumnya
bayangan jantung tidak membesar.
-
Laboratorium : Tergantung penyebab,
sebaiknya diperiksa darah lengkap, faal ginjal, pemeriksaan serologi, kultur
spesifik/non spesifik, mantcux test.
-
Ekokardiografi : Berguna untuk
memastikan adanya cairan intra perikard, penyakit myocard atau katup jantung.
c. Pengobatan
-
Sebaiknya kausal
-
Symptomatik untuk mengatasi nyeridengan
obat anti inflamasi non steroid seperti salisilat maupun preparat steroid.
-
Pericardiactomy bilamana sering terjadi
kekambuhan.
2. Efusi
perikard
Effusi perikard adalah
penumpukan cairan di dalam rongga perikard tanpa disertaikompresi jantunng.
Tergantung dari penyebabnya cairan dapat berupa transudat, eksudat, darah,
bahkan pus.
a. Keluhan
dan pemeriksaan fisik
Keluhan yang spesifik
tidak ada. Nyeri yang sebelumnya ada
biasanya menghilang bila cairan yang menumpuk cukup banyak. Penderita
biasanya agak gelisah . nadi agak meningkat. Pada perkusi batas jantung
melebar. Pada auskultasi suara jantung melemah dan jauh.
b. Hasil
pemeriksaan diagnostik
-
Foto Thorax : Bayangan jantung biasanya
membesar, spesifik bila bayangan jantung berbentuk tenda (segitiga).
-
EKG + Laboratorium : Seperti pada
perikarditis akut, tidak spesifik.
-
Ekokardiografi : Diagnosa pasti dengan
pemeriksaan ekordiografi dapat menentukan jumlah cairan, ada tidaknya
tanda-tanda kompresi jantung.
c. Pengobatan
-
Bila terjadi gejala klinis minimal dan
jumlah cairan tidak banyak – terapi kontervatip
-
Bila jumlah cairan banyak dan mulai ada
tanda-tanda gangguan bemodinamik --- pericardiocentesis.
-
Pada perikarditis puruketa sebaiknya
dilakukan surgical drainage.
-
Untuk mengatasi relaps dapat dilakukan
pericardidese dengan menggunakan 5 fluro urasil, tertracilin atau steroid yang
di suntikkan
3. Tamponade
jantung
Adalah
keadaan gawat jantung dimana akibat dari penumpukan cairan di dalam rongga
perikard terjadi kompresi jantung dan gangguan hemodinamik. Faktor-faktor
penentu kompresi/tamponade adalah jumlah cairan, kecepatan akumulasi,
pericardial compliance,dan volume intravaskuler.
a. Keluhan
dan pemeriksaan fisik
Penderita gelisah,
berkeringat, sesak, hipotensi sampai shock, nadi cepat dan kecil, JVP meningkat
terutama pada saat inspirasi (tanda dari Kussmaul). Pulsus paradoxus bila
tekanan sistolik turun 10mmHg pada saat inspirasi. Pada perkusi batas-batas
jantung membesar. Pada auskultasi suara jantung melemah dan jauh. Biasanya
didapatkan tanda-tanda payah jantung kanan yang lain.
b. Hasil
pemeriksaan diagnostik:
-
Foto Thorax : pada tamponade jantung bayangan
jantung tidak jelas membesar.
-
EKG dan Laboratorium : Tidak spesifik,
tergantung penyebab.
-
Ekokerdiografi : Memastikan adanya
cairan intra perikard dan adanya kompresi (gerakan paradoxal IVS dan kompresi
ventrikel kanan terutama saat inspirasi).
c. Pengobatan
Perlu dilakukan
pericardiocentesis segera, biasanya dilaksanakan bersamaan pada saat
pemeriksaan infasif di ruangan kateterisasi jantung. Bilamana dibiarkan terlalu
lama penderita akan mengalami syok , bipoperkusi dan meninggal oleh karena kerusakan
irreversible dari ginjal dan otak.
4. Perikarditis Konstriktiva
Proses menahun yang
mengenai perikard yang di tandai dengan gejala seperti pada payah jantung
kanan, akibat penebalan dan fibrosis jaringan perikard.
a. Keluhan
dan pemeriksaan fisik
Anoreksia, lemah,
kadang-kadang terdapat dyspone dan orthopaoe. Keluhan yang menonjol adalah
bengkak extremitas dan asites. Hipotensi, nadi cepat, kecil dan tidak teratur.
JVP meningkat, biasanya didapatkan tanda dari Kussmaul. Pulsus paradoxus
didapatkan pada 30 % kasus. Pada auskultasi jantung akan terdengar pericardial
knock. Sedangkan pada auskultasi paru-paru akan terdengar ronkhi di bagian
bawah paru. Sering kali didapatkan hepatomegali, asites, dan odema tungkai.
b. Hasil
pemeriksaan diagnostik:
-
Foto Thorax : Gambaran jantung umumnya
atau sedikit membesar. Vaskularisasi paru-paru normal. Klasifikasi perikard
tampak pada 50% kasus, terlihat paling jelas pada sisi lateral.
-
EKG : Sering didapatkan atrium
fibrilasi, lain-lain tidak spesifik.
-
Laboratorium : Tidak spesifik,
tergantung penyebab.
-
Ekokardiografi : Berguna untuk
membedakan perikarditis konstriktiva dengan penyakit miokard. Pada perikarditis
konstriktiva akan tampak gerakan septum yang abnormal dan di samping itu akan
tampak ekspansi ventrikel yang terkecil mendadak pada fase permulaan diastole.
-
Pemeriksaan invasif : kurva atrium kanan
menunjukkan rapid x dan y descent. Kurva ventrikel kanan menunjukkan “ dip
plateau “ atau “ square-root” sign. Di samping itu didapatkan ekualisasi dan
elevasi tekanan diastolic di semua ruangan jantung dan arteria pulmonalis.
Keadaan ini sukar dibedakan dengan restrictive cardiomyopaty.
-
Diagnosis banding : Restrictive
cardiomyopaty, Endomyocardial fibrosis.
c. Pengobatan
Reseksi perikard.
C.
Deskripsi (Kluwer
Wolters, 2012)
-
Inflamasi pericardium-kantong fibroserosa yang
melapisisi, menyokong, dan melindungi jantung
-
Dapat akut atau kronis
-
Bentuk akut: dapat fibrinosa atau efussif;
ditandai dengan eksudat sarosa, purulent, atau hemoragik
-
Bentuk kronis:
ditandai dengan penebalan pericardium dengan jaringan ikat padat
-
Bentuk kronis disebut perikarditif konstriktif
-
Bentuk lambat disebut sindrom dressler: dapat terjadi beberapa minggu setelah serangan
jantung atau pembedahan jantung
D.
Etiologi
(Kluwer Wolters, 2012)
-
Ekokardiografi, dapat mengidentifikasi
akumulasi cairan di kantong perikardium.
-
Infeksi bakteri, jamur, atau virus (pada
pericarditis infeksius)
-
Neoplasma (premier atau metastatik)
-
Radiasi dada dosis tingkat tinggi
-
Uremia
-
Hipersensivitas atau penyakit auto imun
-
Obat seperti hidralazin atau prokamid
-
Factor idiopatik
-
Infark miokardium
-
Trauma dada
-
Aneuresima aorta dengan kebocoran pericardial
-
Miksedema dengan deposit kolesterol pada
pericardium
-
Radiasi
-
Masalah reumatologik
-
Tuberculosis
-
Lebih sering menyerang pria disbanding wanita
-
Lebih sering terjadi pada pria berusia 20
hingga 50 tahun
E.
Perangkat
Diagnostik (Elizabeth, 2009)
-
Dapat terdengar bising gesekan (friction rub) dengan stetoskop akibat
kantong yang inflamasibergesekan dengan jantung setiap kali jantung berdenyut.
-
Tanda inflamasi sistemik (demam,
peningkatan laju endap darah, dan peningakatan hitung leukosit) dapat terjadi.
F.
Komplikasi
(Elizabeth, 2009)
Tamponade jantung,
penekanan jantung akibat penimbunan berlebihan cairan atau darah di dalam
kantong perikardium, dapat terjadi jika tekanan di kantong perikardium
meningkat sehingga setara atau lebih besar dari pada tekanan tekanan diastolik
jantung. Hal ini menyebabkan pengisian diastolik jantung berhenti, akibat
volume sekuncup dan curah jantung kolaps.
G.
Penatalaksanaan
Menurut (Elizabeth,
2009):
-
Tirah baring, disertai elevasi bagian
kepala tempat tidur untuk memperbaiki pernapasan.
-
Terapi oksigen.
-
Terapi antibakterium, antijamut, atau
antivirus apabila dicuragai ada penyebab infeksi.
-
Drainase cairan perikardium
(perikardiosentesis) atau pengangkatan perikardium (perikardektomi) mungkin
dilakukan.
Menurut (Kluwer Wolters, 2012)
a. Umum
-
Penanganan demam reumatik, uremia, tuberculosis
atau penyakit penyebab lain
-
Pembatasan diet berdasarkan penyakit penyebab
-
Tirah baring jika demam dan nyeri menetap
b. Pengobatan
-
Obat anti-inflamasi nonsteroid
-
Kortikosteroid
-
Antibiotic
c. Pembedahan
-
Drainase bedah
-
Perikardiosentesis parsial (untuk pericarditis
kambuhan)
-
Perikardektomi total (untuk pericarditis kontriktif)
H.
Patofisiologi
Jaringan pericardium hancur akibat bakteri atau zat lain yang
dilepaskan mediator kimia inflamasi kedalam jaringan sekitar. Friksi terjadi
saat lapisan yang mengalami infalamasi saling bergesekan. Mediator k
mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan menigkatkan permeabilitas pembuluh
darah. Protein dan cairan bocor dari pembuluh darah mengakibatkan edema
ekstraseluler. Sindrom dressler dapat disebabkan oleh respon autoimun.
-
Infeksi Mikroorganisme
patogen
( bakteri, virus, jamur, protozoa, parasit)
-
Hipersensivitas atau penyakit auto imun
-
Neoplasma (premier atau metastatik)
-
Factor idiopatik
-
Infark miokardium
-
Trauma dada
Dilatasi pembuluh darah
dan permeabilitas pembuluh darah
-
Eksudat serosa kompresi
jantung
-
Eksudat
purulen
-
Hemoragik cepat lelah sama dengan tanda CHF
Intoleransi aktifitas
|
Gangguan perfusi jaringan
|
Hipertermi
|
-
Nyeri pd bahu ki sampai lengan ka
Gangguan pola napas
|
-
nyeri otot dan sendi
Intoleransi aktifitas
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
|
Gangguan pertukaran gas
|
II.2
Asuhan Keperawatan pada perikarditis
1.
Pengkajian:
a.
Identitas
pasien (nama, jam masuk MRS, umur, pekerjaan, jenis kelamin)
b. Riwayat
kesehatan:
-
Factor predisposisi
-
Nyeri tajam dan mendadak, biasanya dimulai disternum dan menyebar keleher, bahu, punggung,
dan lengan
-
Nyeri pleuritik yang mengakibatkan dengan
inspirasi dalam menurun saat pasien duduk dan membungkuk kedepan
-
Dyspnea
-
Nyeri dada (dapat menyerupai nyeri infark
miokardium)
c. pemeriksaan
fisik
-
Gesekan pericardial
-
Nadi apical melemah
-
Retensi caitran, asites, hepatomegaly
(menyerupai gejala gagal jantung kanan kronis)
-
Jika disertai efusi pericardium: takikardia
Jika disertai temponade
jantung: kulit lembap dan pucat, hipotensi, pulsus paradoksus, distensi vena
jugularis, dan dyspnea
d. Hasil
pemeriksaan
1)
Labolatorium
-
Hitung leukosit meningkat, terutama pada
pericarditis infeksius
-
Leju endap darah meningkat
-
Kadar CK-MB serum sedikit meningkat dengan
miokarditis terkait
-
Kultur cairan pericardium dapat
mengidentifikasi organisme penyebab pada perikarditi, bakteri atau jamur
-
Kadar BUN meningkat pada uremia.
-
Peningkatan titer anti treptolisin-O dapat
mengindikasikan demam reumatik
-
Reaksi positif pada uji kulit derivate protein
murni mengindikasikan tuberculosis.
b. Pencitraan
-
(Ekokardiografi yang menunjukkan ruang bebas
gema diantara dinding ventrikel dan pericardium mengindikasiakan efusi
pericardium\
-
CT scan resolusi tinggi dan MRI mengungkap
penebalan pericardium
e. Prosedur
diagnostic
Elektrokardiografi
menunjukkan elevasi segmen ST melintasi precordium
2. Diagnosa
keperawatan
-
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d poses
inflamasi pada perikardium
(Dx priorotas )
-
Hipertermi b.d proses inflamasi
-
Gangguan pola napas b.d penurunan ekspansi paru
-
Intoleransi aktifitas b.d kelemahan otot tubuh
-
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
metabolisme tubuh
-
Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan suplai
O2 ke jaringan
3. Rencana
keperawatan
-
Dx keperawatan
:
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d poses
inflamasi pada perikardium
-
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 1x24 jam diharapkan nyeri hilang.
-
Kriteria Hasil :
-
Nadi
normal (16-20x/mnt)
-
Skala nyeri normal 0-1 (nyeri ringan)
-
Nyeri dada saat inspirasi dan di sternum
menyebar keleher, bahu, punggung, dan lengan berkurang.
Intervensi
|
-
Rasional
|
1.
Bina hubungan saling percaya
2. Ajarkan
teknik distraksi- relaksassi:
-
Mendengarkan music
-
Nafas dalam
3. Observasi
TTV: Td, N, S
4. Observasi
skala nyeri
-
1-3 nyeri ringan
-
4-6 nyeri sedang
-
7-9 nyeri berat
-
10 sangat nyeri
5. Pemberian
obat sesuai advis dokter
-
Antibiotic
-
Analgesik
|
1.
Membina hubungan kepercayaan
untuk mempermudah memberikan pelayanan secara maximal
2. Menurunkan
rasa nyeri pasien
3. mengetahui
perkembangan kondisi pasien
4. mencegah
perkembangan tingkat nyeri pasien
5. meringankan
peradangan dan nyeri perikardial
|
4. Implementasi
Didasarkan pada
diagnose yang muncul baik secara actual, resiko, atau pdilakukan otensial.
Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai.
5. Evaluasi
Disimpulkan berdasarkan
pada sejauh mana keberhasilan mencapai criteria hasil. Sehingga dapat
diputuskan apakah intervensi dapat dilanjutkan atau dihentikan atau diganti
jika tindakan yang dilakukan tidak berhasil.
BAB II
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Perikarditis
adalah inflamasi kantong perikardium yang berisi cairan dan menggiling jantung.
Perikarditis dapat terjadi akibat berbagai jenis trauma jantung, termasuk
infark miokard, trauma tumpul atau tembus ke dada, infeksi, atau neoplasma.
Penyakit ginjal, demam reumatik, dan penyakit sistematik lainya juga dapat
menyebabkan perikarditis. (Elizabeth, 2009).
III.2 SARAN
Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk mencari ilmu untuk
masa depan yang cemerlang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin
J. Elizabeth. 2009. Patofosiologi. Jakarta: EGC
2. Heger
J. W. 1997. Kardioogi edisi 3. Jakarta: EGC
3. J.
C.F. Underwood. 2000. Patologi Umum Sistemik. Jakarta: EGC
4. Kluwar
Wolters. 2012. Kapita Selekta Penyakit Edisi 2. Jakarta. EGC
I want to share with you all on how Dr Itua saves my life with his powerful Herbal medicines, I was diagnosed of Oral/Ovarian Cancer which i suffered from for 5 years with no positive treatment until when My son came to me in the hospital when i was laying down on my dying bed waiting for god to call out my name to join him in heaven.
BalasHapusMy son was so excited that very day he came across Dr Itua on Blogspot, we decided to give him a try although we Americans are so scared to trust Africans but i really have no choice that time to choose life in between so we gave a try to Dr Itua Herbal medicines, god willing he was a good man with a god gift. Dr Itua sent us herbal medicine. It was three bottles. I took it for three weeks as an instructor and these herbal medicines heal me, cure my Oral/Ovarian Cancer completely. I have been living for 9 months now with a healthy life with no more symptoms.
I'm sponsoring Dr Itua in LA Advert on Cancer patent seminar which my son will be participating too and other patent Dr Itua has cured from all kind of human disease, also if you are sick from disease like,Epilepsy,Breast Cancer,Prostate Cancer,Throat cancer,Thyroid Cancer,Uterine cancer,Fibroid,Angiopathy, Ataxia,Arthritis,Brain cancer,Hiv,. Vaginal cancer,Herpes,Colon-Rectal Cancer,Chronic Disease.Amyotrophic Lateral Sclerosis,Brain Tumor,Fibromyalgia,Fluoroquinolone Toxicity,Multiple myeloma,Tach Diseases,Leukemia,Liver cancer,
Esophageal cancer,Gallbladder cancer,,Bladder cancer,Gestational trophoblastic disease,Head and neck cancer,Hodgkin lymphoma
Intestinal cancer,Kidney cancer,Hpv,Lung cancer,Adrenal cancer.Bile duct cancer,Bone cancer,Melanoma,Mesothelioma,Neuroendocrine tumors
Non-Hodgkin lymphoma,Cervical Cancer,Oral cancer,Hepatitis,Skin cancer,Soft tissue sarcoma,Spinal cancer,Pancreatic Cancer, Stomach cancer
Testicular cancer,
Syndrome Fibrodysplasia Ossificans ProgresS sclerosis,Alzheimer's disease,Chronic Diarrhea,Copd,Parkinson,Als,Adrenocortical carcinoma Infectious mononucleosis,Vulvar cancer,Ovarian cancer,,Sinus cancer, Here Is The Wonderful Healer Contact. Name_ Doctor Itua, Email Contact: drituaherbalcenter@gmail.com, Phone/WhatsApp: +2348149277967